NOVA.id - Tak semua pernikahan berjalan langgeng, terkadang walau tak diinginkan perceraian bisa saja terjadi.
Pasca cerai akan muncul trauma tersendiri entah bagi kita sebagai orang tua, mantan suami, atau anak.
Dalam masa pasca cerai anak rentan jadi korban, karena itu simak 5 kesalahan orang tua setelah pernikahan berakhir yang bisa merusak kehidupan anak berikut ini.
Baca Juga: Intip Tips Perencanaan Keuangan Keluarga Ini Biar Tak Kehabisan Uang di Akhir Bulan
1. Menganggap Anak sebagai Orang Dewasa
Anak bukanlah orang dewasa, ia mungkin tak sepenuhnya memahami alasan perceraian, emosi, dan perasaan kita.
Sebagai orang tua, kita bertanggung jawab untuk anak dan harus memberikannya rasa aman serta keyakinan bahwa semua akan baik-baik saja.
Tak perlu membicarakan detail segala sesuatu kepada anak, tetapi ia butuh dukungan dan rasa aman dengan kita.
Untuk itu, kita bisa membagi rasa khawatir dan masalah dengan teman, keluarga, atau spesialis sehingga anak tidak terdampak dengan masalah kita sebagai orang dewasa.
Baca Juga: Lama Bungkam Soal Perceraian Orang Tuanya, Aurel Ungkap Alasan Lebih Pilih Anang Dibanding KD
2. Menyuruh Anak Memilih
Jangan memaksa anak untuk memilih orang tua termasuk soal tempat tinggal dan siapa yang ia inginkan untuk bersamanya, apakah kita atau mantan suami.
Hal ini tidak adil untuk anak, serahkan ke pengadilan untuk memutuskan masalah kita dan mantan suami.
Intinya boleh mendengarkan pendapat anak ketika mengambil keputusan tetapi tidak menekannya untuk membuat pilihan.
Baca Juga: Maia Estianty: Al, El, dan Dul Kurang Perhatian Akibat Perceraian
3. Berusaha Menjadi Orang Tua Favorit
Ketika kita jadi single parent dan berusaha terlihat lebih baik dari mantan suami di depan anak, ini dapat merusak kehidupan anak.
Misalnya, ia jadi melakukan apa yang mereka inginkan tanpa mendengarkan instruksi kita hingga kepribadian anak, membuatnya manja, dan berubah-ubah sikap.
Sebaiknya kita harus membuat perjanjian dengan pasangan tentang prinsip-prinsip membesarkan anak meski menghadapi perceraian yang mungkin berat.
Terapkan hal ini pada anak dan jangan pernah berusaha untuk jadi orang tua favorit atau terlihat lebih baik.
Baca Juga: Tanya Jawab Psikologi NOVA: Apa Saja Dampak Perceraian pada Anak?
4. Anak Merasa Bersalah
Anak cenderung merasa bersalah karena perceraian orang tuanya, ia sudah merasa stres sebab dunia yang ia kenal telah berubah, dan akhirnya merasa bersalah.
Jelaskan pada anak bahwa ia tidak bersalah dalam perceraian kita.
Sebab anak umumnya akan merasa bahwa ia tidak memenuhi harapan orang tua hingga terjadi perceraian karena itu beritahukan bahwa kita mencintainya.
Baca Juga: Gisel Cerai dengan Gading, Bagaimana Kabar Gempi? Ini Dia Dampak Perceraian pada Anak
5. Kita Merasa Bersalah
Terkadang kita juga merasa bersalah akibat perceraian yang terjadi dan hal ini memberi dampak buruk bagi anak.
Ia dapat memanfaatkannya rasa bersalah kita dengan bersikap manja hingga merasa berhak untuk mendapatkan segalanya.
Bahkan, sampai menyalahkan kita jadi single parent.
Nah, mari biarkan anak kita berkembang optimal dan positif, ya. (*)
Source | : | brightside.me |
Penulis | : | Jenny |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR