NOVA.id - Sebuah portal berita mengabarkan Dita Soedarjo arisan 500 juta rupiah per bulan.
Sontak pemberitaan tersebut membuat Dita Soedarjo kaget dan angkat suara untuk memberikan klarifikasi.
Menurut Dita Soedarjo dalam akun Instagram pribadinya, berita tersebut adalah hoax alias kabar tak benar dan ia pun curhat derita kerugian atas pemberitaan tersebut.
Baca Juga: Intip Tips Perencanaan Keuangan Keluarga Ini Biar Tak Kehabisan Uang di Akhir Bulan
''Ini news #HOAX baru di tulis lagi kemarin,” ungkap Dita Soedarjo dalam unggahan instagramnya pada Selasa (19/11).
Dita pun mengaku mengalami kerugian saat berurusan dengan vendor dalam membeli kado natal.
Pasalnya, ia dikenai harga lebih mahal dibandingkan pembeli lainnya seperti temannya sendiri.
Baca Juga: Bagikan Percakapan Terakhir dengan BJ Habibie, Dita Soedarjo: Eyang Harusnya Sembuh Minggu Depan
Padahal ia merupakan pelanggan lama dan tetap di vendor tersebut.
Soedarjo dikenai tarif yang lebih mahal dibandingkan dengan pembeli yang lain. Padahal ia sudah menjadi langganan tetap di vendor tersebut.
''Giliran aku tanya temen aku 1 lagi harga dia dapet dari vendor tersebut jauh lebih murah dari harga yang dikasih ke aku,” beber Dita Soedarjo.
Baca Juga: Diperiksa KPK karena Kasus Ayah Dita Soedarjo, Penyanyi Senior Iis Sugianto Akhirnya Buka Suara
“Padahal kita ordernya sama persis dan jumlahnya juga sama dan dia bukan langganan lama juga,” tambahnya lagi.
Melalui ungggahan tersebut, Dita pun menegaskan bahwa teman-temannya bukanlah sosialita yang suka berfoya-foya.
“Itu sahabat-sahabat aku dari kecil sekolah bener, kerja keras, dan menabung tidak foya foya,” tegas Dita Soedarjo.
Baca Juga: Ungkapan Hati Dita Soedarjo Usai Ayahnya Ditangkap KPK: Ujian Hidup Sangat Berat
Bahkan ia menegaskan bahwa ia dan teman-temannya tidak arisan.
“Kita aja tidak arisan, kita paling bertemu makan,” aku Dita.
“Kita semua sibuk dengan kerja masing masing bukan sosialita foya foya, hidup sangat gampang, dan mewah,” tegasnya lagi.
Dita terus menulis curhat akan pemberitaan media tersebut seperti tak menyalahkan vendor dan kegiatan lainnya yang memicu berita hoax itu terjadi. (*)
KOMENTAR