NOVA.id - Penyebab meninggalnya mantan istri Sule, Lina, masih belum terungkap.
Lantaran dianggap janggal, putra mendiang Lina dan Sule, Rizky Febian menyerahkan kasus ini ke Polrestabes Bandung.
Selanjutnya, pihak kepolisian langsung bergerak cepat, mulai dari membongkar makam Lina dan lakukan autopsi, hingga proses penyelidikan yang terus berjalan.
Sampai saat ini pun proses penyelidikan pun masih berjalan.
Dilansir dari Kompas.com, pihak kepolisian juga mengatakan jika tim forensik akan melakukan analisis dari autopsi tersebut.
"Nanti dari hasil tim forensik akan dilakukan analisis penyebab kematian almarhumah," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar Kombes S Erlangga, dikutip dari Kompas.com.
Selanjutnya, suami almarhumah Lina, Teddy Pardiyana kembali mendatangi Satreskrim Polrestabes Bandung, Sabtu (11/01).
Kedatangan Teddy ke Satreskrim Polrestabes Bandung guna menjalani pemeriksaan terkait meninggalnya sang istri.
Menurutnya, inti dari pemeriksaan tersebut, polisi ingin bertanya tentang obat yang dikonsumsi almarhum Lina, berapa kali ke rumah sakit, dan riwayat penyakit yang diidapnya.
Teddy pun membeberkan menurut data dari Rumah Sakit Al Islam tempat Lina jalani pengobatan, yakni adanya riwayat hipertensi dan tekanan darah tinggi.
Lebih lanjut, Teddy mengatakan, sebelum meninggal dunia, Lina sempat makan nasi Padang.
Sehingga menurutnya, hal itu berdampak terhadap tekanan darah tinggi Lina.
"Kalau dari hipertensi, itu sebelumnya makan nasi padang, bukan jelek-jelekin itu ya," ujar Teddy di Satreskrim Polrestabes Bandung, Sabtu (11/01), dikutip dari TribunJabar.
Bukan hanya konsumsi nasi Padang, menurut Teddy, Lina juga menyantap makanan yang banyak mengandung minyak.
Sehingga, Teddy menduga asam lambung Lina menjadi naik.
"Dari situ agak susah nelen (menelan). Jadi kayak lambungnya naik ke saluran THT. Jadi agak susah nelen dan susah napas," jelasnya.
Seingat Teddy, Lina pertama kali masuk ke ruang IGD, pada Kamis, (21/11/2019).
"(Dokter) diagnosa asam lambung, terus dikasih obat, tahunya tanggal 23 November balik lagi," ujar Teddy.
Setelah itu, Lina merasa masih kurang nyaman.
Sehingga, diberikan obat tambahan, dan setelah itu merasa sedikit baikan.
Teddy melanjutkan, Lina kembali mendatangi rumah sakit akibat sesak.
"Sampai tanggal 11 Desember baru sesak lagi. Sekalian saja cek, pindah ke Rumah Sakit Santosa," katanya.
Menurutnya, ketika berada di Rumah Sakit Santosa Bandung, dilakukan rawat inap selama satu hari.
"Dibilang sama, asam lambung juga. Terus yang lainnya sehat, darahnya sempat 220 per diastolik sistolik itu tinggi saja. 220 per 150 kalau enggak salah. Terus paling rendah itu 150 per 110," lanjut Teddy.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jabar |
Penulis | : | Widyastuti |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR