2. Stres
Stres juga berpengaruh pada gairah seksual.
Pria mungkin menolak berhubungan stres karena pikirannya sedang kalut oleh stres yang ia alami, bisa stres soal pekerjaan, masalah finansial, menghadapi jalanan macet, hingga mungkin stres karena emosi yang terpendam dari pertengkaran.
Pelepasan kortisol dan adrenalin akibat stres yang berlangsung dalam waktu lama dapat memerosotkan kadar testosteron.
Hal ini dapat mengganggu produksi sperma dan bisa menyebabkan disfungsi ereksi atau impotensi sementara.
Baca Juga: Jangan Anggap Remeh Rasa Sedih Sehabis Melahirkan, Bisa Jadi Gejala Baby Blues!
Yang dapat dilakukan: Ajak pasangan untuk curhat membicarakan apa yang menyebabkannya stres, tapi jangan di waktu tidur.
Tanyakan juga pada pasangan apa yang bisa kita lakukan untuk membantunya melewati masa-masa sulit tersebut. Bantu pasangan untuk memecahkan masalah pekerjaannya, setidaknya memberikan dukungan yang berarti untuk emosionalnya.
Berhubungan seks sebenarnya justru dapat membantu stres berkurang. Seks akan melepaskan banyak hormon endorfin yang menciptakan rasa tenang dan bahagia untuk menekan hormon stres.
Kita bisa mencoba ciptakan suasana romantis dan rayu pasangan dengan melakukan foreplay mesra, seperti mencium, menyentuh, memeluk, membelai tubuh, hingga menggoda, berbicara nakal, berbisik, atau memuji penampilannya.
Semakin lama waktu yang dihabiskan untuk foreplay, gairah seks makin meningkat dan sensasi orgasme yang akan dialami juga semakin intens.
Baca Juga: Makan Pedas Bikin Gejolak Bercinta Makin Nikmat? Ternyata Salah Total! Ini Penjelasannya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Alsabrina |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR