NOVA.id - Sejak mendekam di tahanan akibat kasus video ikan asin, Barbie Kumalasari diterpa isu akan gugat cerai Galih Ginanjar.
Bahkan, Barbie Kumalasari kini kerap absen terlihat dalam sidang Galih Ginanjar.
Hal ini semakin dikuatkan dengan pengakuan kuasa hukum pemeran Ijah dalam sinetron Bidadari tersebut yang mengakui merasa tak dihargai.
Baca Juga: Galih Ginanjar Berbaju Tahanan, Barbie Kumalasari Ungkap Reaksi Mertuanya Tak Bisa Bendung Air Mata
"Ada omongan dia yang menurut aku, membuat aku tersinggung," kata Barbie Kumalasari saat diwawancarai di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (06/02).
Barbie menjelaskan, hal itu bukan karena tak mendapat nafkah dari Galih.
Melainkan, ada tuntutan dari Galih yang membuatnya merasa kerja kerasnya selama ini tak diapresiasi.
Baca Juga: Galih Ginanjar Kenakan Baju Tahanan, sang Adik Ipar: Air Mata Sejak Tadi Tak Mau Dibendung
"Justru aku merasa enggak dihargainya kayak, masa kita berjuang abis-abisan buat dia, masih kurang cukup atau apa.
Jadi kayak anak kecil gitu lho. Sekarang kita sudah maksimal banget," tutur Barbie.
Meski begitu, ia mengaku masih memiliki cinta untuk Galih.
Baca Juga: Galih Ginanjar dan Rey Utami Saling Menyalahkan, Hotman Paris: Ikan Asin Dibawa ke Dokter?
"Intinya aku masih punya perasaan.
Kalau untuk nafkah atau apa dari dulu aku bukan tipe cewek yang mengharap-harap ya.
Karena aku sudah bisa cari duit sendiri," ucap Barbie.
Perempuan berambut pirang itu juga menganggap Galih masih memiliki sifat seperti bocah.
"Hal-hal yang enggak penting diomongin. Kan masih kayak anak kecil.
Ini menuju kedewasaan bagaimana menyikapi sebuah masalah, bagaimana menjalani kasus juga.
Jadi harus tetap fight, gitu maunya aku," ujar Barbie.
"Harus kuat, tapi susahnya orang enggak bisa dipaksain," timpalnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Barbie Kumalasari Merasa Tak Dihargai Galih Ginanjar
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
KOMENTAR