NOVA.id - Virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 kini makin mewabah hampir di seluruh penjuru dunia.
Di Indonesia pun, penularan virus corona ini terhitung sangat pesat.
Hingga Kamis sore kemarin (19/03), sebanyak 309 orang Indonesia terinfeksi virus corona, 25 pasien meninggal dunia dan 15 pasien lainnya sembuh.
Namun, di tengah kepanikan masyarakat dalam menghadapi wabah ini, justru banyak berita-berita di luar sana yang justru memperkeruh dengan menyebarkan hoax atau mitos seputar virus corona.
Dilansir dari Live Science, berikut 5 mitos mengenai virus corona yang biasa justru sering dilakukan masyarakat.
1. Mitos: Masker wajah bisa melindungi kita dari virus
Masker bedah standar ternyata tidak bisa melindungi kita dari SARS-CoV-2, lantaran masker tersebut memang tidak dirancang untuk memblokir partikel virus.
Masker bedah tersebut hanya dapat memblokir tetesan cairan yang keluar dari mulut atau hidung seseorang.
Di dalam fasilitas kesehatan sendiri, justru yang terbukti sangat mengurangi penyebaran virus di antara staf medis adalah respirator N95.
Namun, dalam penggunaan respirator atau masker N95 ini juga butuh pelatihan khusus agar di sekitar hidung, pipi, dan dagu para pengguna dipastikan tidak ada udara yang menyelinap masuk.
2. Mitos: Virus merupakan bentuk mutasi dari flu biasa
Pengertian tersebut salah besar, Virus Corona adalah keluarga besar virus yang mencakup banyak penyakit berbeda.
SARS-CoV-2 memang memiliki kesamaan dengan virus corona lainnya, empat di antaranya dapat menyebabkan flu biasa.
Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut, SARS-CoV-2 berawal dari terinfeksinya kelelawar, yang menunjukkan bahwa virus tersebut berasal dari kelelawar dan kemudian melompat ke manusia.
3. Mitos: Terjangkit Covid-19 bisa mematikan
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina pada 18 Februari lalu, 81% orang yang terjangkit Covid-19 masuk dalam kategori ringan.
Sekitar 13,8% melaporkan penyakit parah, yang berarti mereka sesak napas, atau membutuhkan oksigen tambahan, dan sekitar 4,7% kritis, artinya mereka menghadapi kegagalan pernapasan, kegagalan multi-organ atau syok septik.
Data sejauh ini menunjukkan bahwa hanya sekitar 2,3% orang yang terinfeksi Covid-19 meninggal akibat virus.
Biasanya orang-orang yang lebih tua atau memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya tampaknya paling berisiko mengalami penyakit parah atau komplikasi.
Meskipun tidak perlu panik, tetapi kita harus tetap waspada.
4. Mitos: Hewan peliharaan bisa menyebarkan Covid-19
Sejauh ini, terdapat satu anjing di China yang terinfeksi Covid-19 dari pemiliknya, tetapi dalam kategori terfinfeksi rendah.
Sehingga menurut The South China Morning Post, bahwa anjing mungkin rentan untuk mengambil virus dari manusia.
Bahkan kata pakar kesehatan hewan, Vanessa Barrs dari City University, beberapa anjing dan kucing dinyatakan positif terkena virus yang sama, SARS-CoV, selama wabah pada 2003.
"Pengalaman sebelumnya dengan SARS menunjukkan bahwa kucing dan anjing tidak akan menjadi sakit atau menularkan virus ke manusia," katanya.
"Yang penting, tidak ada bukti penularan virus dari anjing peliharaan atau kucing ke manusia."
Meski begitu, kita tetap harus waspada terhadap hewan peliharaan di rumah, dengan cara merawatnya dan menjaga kebersihan sebaik mungkin.
5. Mitos: Tidak aman terima paket dari China
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan 6 Februari di The Journal of Hospital Infection. Sebuah studi terdahulu menemukan bahwa Covid-19 yang terkait ini dapat bertahan di permukaan seperti logam, kaca atau plastik selama sembilan hari.
Namun, permukaan yang ada dalam kemasan tidak ideal untuk virus untuk bertahan hidup.
Baca Juga: Pertama Kali Debut Jadi Produser Eksekutif Miniseri, Rossa Mengaku Kesusahan: Aku Berasa Artis Baru
Menurut dr. Amesh A. Adalja, Senior Scholar, Johns Hopkins Center for Health Security, yang berbicara dengan situs saudara Live Science, Tom's Hardware.
Agar virus dapat tetap hidup, diperlukan kombinasi kondisi lingkungan tertentu seperti suhu, kurangnya paparan UV dan kelembapan kombinasi yang tidak akan kita dapatkan dalam paket pengiriman. (*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Widyastuti |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR