Sehingga jika kita menemukan psikolog yang keberatan untuk menangani kasus kita karena label tertentu yang kita pilih, maka kita patut mewaspadainya.
Misalnya, dia hanya pengin menangani agama tertentu atau politik tertentu.
“Tapi, kalau di Indonesia, biasanya klien yang minta tipe psikolog tertentu berdasarkan kepercayaan mereka masing-masing. Sebenarnya enggak masalah. Pada dasarnya, kami tetap melayani tanpa pandang bulu,” pungkasnya.
Jadi, ya, lebih baik kita betul-betul teliti mengenali ciri-ciri psikolog profesional.
Apalagi jika kita menemukan seorang psikolog melalui media sosial.
Tapi, kita tak perlu khawatir selama dia bisa menunjukkan profesionalitasnya, kita tidak perlu ragu lagi mengambil langkah untuk konseling, semakin cepat konseling, jiwa pun akan semakin sehat.
Baca Juga: Asyik, Sekarang Usir Rasa Cemas dan Depresi Hanya dari Ujung Jari
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR