NOVA.id - Wabah corona masuk ke Indonesia tidak membuat grup musik Project Pop berhenti berkarya.
Justru, grup musik yang beranggotakan lima orang itu menyampaikan keresahan mereka lewat parodi lagu Gara-Gara Kahitna yang digubah menjadi Gara-Gara Corona.
Ide awalnya ingin bikin lagu dengan memarodikan lagu sendiri, lalu Yosi muncul dengan ide Gara-Gara Corona yang bercerita tentang apa yang terjadi setelah wabah corona ini.
Baca Juga: Project Pop: Tantangan Makin Berat
“Kita memotret kondisi yang sedang ada sekarang. Gara-gara corona sering cuci tangan, kita jadi berjarak satu sama lain,
dan paling penting jadi sering kumpul sama keluarga gara-gara semua bekerja, belajar dari rumah,” ujar salah satu personilnya, Tika Panggabean, baru-baru ini.
Proses pembuatan lagu ini pun cepat sekali menurut Tika. Setelah diusulkan, Yosi dan Udjo membuat lirik dan mengkolaborasikan kedua lirik tersebut.
Baca Juga: Yosi 'Project Pop' Bagi Tugas Dengan Istri
Toh, soal jadwal rekaman tak jadi masalah karena Tika bilang jadwal mereka sudah mulai kosong karena banyak acara dibatalkan.
Bahkan, video musik untuk lagu ini sudah dibuat juga. Menariknya, video itu juga menampilkan cuplikan berita-berita seputar corona di Indonesia dan dunia.
Bahkan, di bagian akhir video, setiap orang mengingatkan apa yang harus dilakukan agar tak tertular corona.
Baca Juga: Siap Diproduksi Massal, Peneliti Indonesia Sebut Telah Temukan Suplemen untuk Cegah Covid-19
Lantas, adakah pesan khusus yang ingin disampaikan dengan karya ini?
“Orang-orang tinggal di rumah semuanya, jadi udah bosen. Mudah-mudahan lagu ini bisa membuat mereka terhibur.
Harapannya selain terhibur, ada satu dua hal yang bisa diambil dari lagu ini. Enggak sekadar hiburan tapi pengingat yang manis.
Baca Juga: Semangat Perangi Covid-19, Afgansyah Reza: Saya Punya Kesempatan Besar Terpapar Virus Corona
Ada pesan-pesan ringan yang mungkin suka terlupakan. Supaya orang mudah mengerti terus tidak merasa digurui,” pungkas Tika. (*)
Penulis | : | Aghnia Hilya Nizarisda |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR