Melansir dari Kompas.com, pejabat WHO tetap tidak merekomendasikan orang sehat untuk memakai masker.
"Tidak ada bukti khusus yang menunjukkan pemakaian masker oleh populasi massal memiliki potensi manfaat," kata direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO, dr. Mike Ryan, saat konferensi pers di Jenewa, Swiss.
Ia pun menggarisbawahi kekurangan stok masker yang terjadi di banyak negara saat ini, termasuk Indonesia.
"Saat ini orang-orang paling beresiko dari virus ini adalah petugas kesehatan garis depan yang terpapar virus setiap saat. Memikirkan mereka yang tidak memiliki masker itu mengerikan," ujarnya.
Di sisi lain, Lydia Bourouiba, Ph.D dari MIT (Institut Teknologi Massachusetts) mengajukan argumen berbeda dalam artikel terbarunya yang diterbitkan pada 26 Maret lalu.
Lydia menyebut bahwa pengetahuan yang digunakan WHO dan berbagai organisasi kesehatan lainnya mengacu pada ilmu yang sudah usang.
Source | : | Kompas.com,JAMA Network |
Penulis | : | Ratih |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR