NOVA.id - Harga APD (alat perlindungan diri) yang semakin meroket tidak hanya membuat masyarakat gusar.
Para tenaga medis pun terdampak sama buruknya.
Melihat hal itu, PDUI (Perhimpunan Dokter Umum Indonesia) mengajukan surat terbuka pada Presiden Joko Widodo.
Dari dokumen yang beredar, surat ini ditulis sepanjang 3 halaman.
Berbeda dengan surat terbuka dari Dewan Guru Besar Fakultas Kedokteran UI, surat ini lebih personal.
Surat ini agaknya ingin menyentuh hati presiden untuk lebih bisa menangani wabah dengan baik.
Pada bagian pertama, surat terbuka ini mempermasalahkan angka kasus positif corona yang semakin meningkat tiap harinya.
PDUI juga menjelaskan kondisi penanganan corona yang belum maksimal karena minimnya fasilitas.
"Lihat berapa banyak setiap hari pertambahan kasus konfirmasi, hanya dari yang diseleksi untuk dilakukan tes konfirmasi.
"Lihat disana-sini, di seluruh pelosok negeri ini, ratusan ribu dokter dan tenaga kesehatan resah, susah, gundah, gelisah, dan marah karena APD makin langka, harganya makin menggila.
"Lihatlah jumlah sejawat kami para dokter yang meninggal dunia sudah lebih dari 30 orang," tulis PDUI dalam surat terbukanya.
PDUI kemudian meminta pemerintah untuk mengontrol harga APD.
APD menjadi bagian penting tenaga medis ketika menangani pasien corona.
PDUI juga meminta agar pemerintah menyediakan rumah sakit dalam jumlah yang cukup agar tak terjadi penumpukan pasien.
"Siapkanlah sebanyak-banyaknya Rumah Sakit, sehingga tidak akan ada satu orang pun yang kesulitan mencari rumah sakit hingga terkapar tak terobati," pungkas surat itu.(*)
Sahabat NOVA, jangan sampai ketinggalan berita dan informasi terbaru dan menarik soal selebriti dan dunia perempuan di Tabloid NOVA, ya. Dapatkan edisi terbarunya dengan berlangganan, tinggal klik di sini.
Source | : | Kompas.com,Instagram |
Penulis | : | Ratih |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR