NOVA.id - Dalam rangka sambut bulan Ramadan, Ungu Band merilis lagu religi terbaru bertajuk Jalan Panjangku.
Rupanya, sang penulis lagu, Enda mengaku lagu religi itu diciptakannya karena terinspirasi oleh sang ayah.
Makanya, Enda pun berharap lagu yang ditulisnya itu bisa memotivasi dan menginspriasi setiap orang yang mendengarkan.
Melalui lagu itu, dengan jujur Enda menuangkan kegelisahan dan keresahannya akan kesiapan menghadap Tuhan.
Bisa begitu karena diri Enda sendiri berkaca dan terinspirasi langsung dari kehidupan almarhum ayahnya.
Katanya, “Ayah saya, hidupnya selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah, hingga akhir hayatnya pun dia dedikasikan waktunya untuk mengurus masjid.”
Tak heran jika Enda menganggap ayahnya adalah panutan hidupnya.
Bahkan, saking besarnya aura kepemimpinan almarhum, sepanjang hidupnya Enda sampai tidak berani bandel dan selalu patuh dengan sang ayah.
“Bagi saya, begitu sempurnanya cara beliau pergi meninggalkan kami semua. Lalu saya bertanya kepada diri saya sendiri,
bisakah saya pergi meninggalkan dunia ini seperti beliau? Sudah cukupkah bekal saya untuk bisa seperti beliau?” aku Enda pelan.
Baca Juga: Menangis, Zara Leona Tak Kenali Enda Ungu Sebagai Ayahnya yang Sibuk Nge-Band dan Jarang di Rumah
Tapi berbeda dengan jalan yang dipilih ayahnya, Enda tergabung dalam grup musik yang berhasil membuat album religi pertama di Indonesia.
Enda bilang, sejak awal, dirinya dan yang lain berusaha membuat lagu religi yang bisa dinikmati semua kalangan.
“Kita berpikir, proses antara hubungan manusia dan Tuhan itu kita harus memotivasi bukan hanya satu kalangan saja, tapi kalangan lain yang notabene berbeda agama."
"Kita bikin begitu karena kita ada kekhawatiran bermain kata-kata yang ada di kitab suci,” pungkas Enda.
Sahabat NOVA, jangan sampai ketinggalan berita dan informasi terbaru dan menarik soal selebriti dan dunia perempuan di Tabloid NOVA, ya.
Dapatkan edisi terbarunya dengan berlangganan, tinggal klik di sini. (*)
Penulis | : | Aghnia Hilya Nizarisda |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR