NOVA.id - Tren belanja online terus meningkat dari hari ke hari. Selain mudah dan praktis, situasi pandemi saat ini pun membuat banyak orang berbelanja dari rumah.
Meski demikian, belanja online memiliki risiko tersendiri. Mulai dari penipuan, barang palsu, hingga pencurian data pribadi.
Apalagi belum lama ini jagat media sosial sempat dihebohkan dengan berita jebolnya data akun pengguna salah satu situs marketplace ternama di Indonesia.
Baca Juga: Berkaca dari Peretasan Data Madonna dan Mariah Carey, Ini yang Perlu Kita Lakukan
Kasus itu bermula dari sebuah akun Twitter @underthebreach yang menyebut seorang peretas menawarkan 15 juta data akun situs marketplace tersebut di forum komunitas hacker.
Meski sudah diklarifikasi oleh pihak marketplace terkait, kasus tersebut perlu jadi pengingat untuk menjaga keamanan data pribadi di era serba digital ini.
Baca Juga: Hati-Hati, Aplikasi Video Conference Ini Rawan Pencurian Data!
Kebocoran data pribadi akan sangat berisiko untuk kehidupanmu. Apa saja risikonya?
1. Pencurian Identitas
Data yang bocor tidak hanya sebatas akun di situs belanja online, email, dan password saja.
Tak menutup kemungkinan data detail seperti nama lengkap, tanggal lahir, tempat tinggal, hingga nomor ponsel pun bisa bocor.
Data tersebut dapat digunakan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk berbagai tindak kriminal.
Adapun risiko tersebut mulai dari penipuan hingga mengajukan pinjaman online menggunakan identitas pribadimu.
Baca Juga: Fintech Gunakan Data Pribadi Konsumen Ojek Online, Ini Tips Aman untuk Kita!
2. Data Finansial
Belanja online digemari karena kita dapat melakukan pembayaran dengan lebih mudah dan praktis.
Akan tetapi, jika tidak berhati-hati bisa jadi data finansial seperti rekening dan nomor kartu kredit dapat menjadi sasaran empuk peretas.
Jika datamu bocor, peretas berpeluang untuk melakukan penarikan dan transfer uang di rekening pribadimu tanpa sepengetahuan dan seizinmu.
Selain itu, peretas juga dapat melakukan transaksi pembelian dengan uang di rekeningmu.
Meski berbagai situs dan aplikasi keuangan dan perbankan dienkripsi dan memiliki tingkat keamanan tinggi, kamu tetap wajib memastikan data tersebut aman.
Jangan pernah serahkan data rahasia seperti password, PIN, dan kode OTP kepada orang lain.
3. Keamanan Rumah
Salah satu data yang umumnya perlu kita sertakan adalah alamat rumah sebagai tujuan pengiriman.
Jika jatuh di tangan orang yang tidak bertanggung jawab, keamanan tempat tinggalmu bisa jadi taruhannya.
Tak menutup kemungkinan hal tersebut dapat mengundang tindak kriminal seperti pencurian atau perampokan.
Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam memberikan alamat tinggalmu saat berbelanja online. Pastikan situs dan penjual tempatmu berbelanja online telah tepercaya.
Baca Juga: Yuk, Kita Rencanakan Lebaran Online dari Sekarang agar Semua Happy!
Melihat risiko di atas, cobalah untuk lebih waspada saat kamu berbelanja online.
Pastikan untuk memilih situs marketplace atau e-commerce yang bereputasi tinggi dan memiliki keamanan yang baik.
Selain itu, bacalah dengan seksama kebijakan situs belanja online terkait data pribadi sebelum bertransaksi di sana.
Pasanglah keamanan berlapis untuk setiap akun di situs belanja online seperti kode OTP dan sidik jari. Jangan lupa untuk mengganti password secara berkala.
Jika ingin mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana menjaga keamanan data pribadi dan kerahasiaannya saat berbelanja online, ikut saja webinar-webinar ini.
Lazada bersama Nextren, Infokomputer, dan IDEA Online akan mengadakan webinar soal ini 16 Mei 2020 mendatang. CTO Xecure IT Gildas Deograt, CEO NTT Ltd Hendra Lesmana, serta pakar IT dan keamanan data Faisal Yahya dan Alfons Tanujaya akan hadir sebagai pembicara.
Topik-topik yang dibahas seputar apa yang bisa dilakukan pengguna situs e-commerce untuk mengamankan data dan mengapa insiden kebobolan data bisa terjadi.
Jangan cuma tahu belanja, ketahui juga bagaimana mengamankan data pribadi yang tersimpan di dalamnya. Klik di sini untuk pendaftaran webinar #BerbagiCerita. Pilih sesi dan topik sesuai keinginanmu di tautan tersebut. (*)
Penulis | : | Redaksi NOVA |
Editor | : | Indira D. Saraswaty |
KOMENTAR