Saat terjadi infeksi, ada dua macam antibodi yang terbentuk, yakni antibodi M (IgM) dan antibodi G (IgG).
IgM timbul pada saat awal yang bergerak seperti pasukan gerak cepat untuk membunuh si virus dan mencapai puncaknya pada hari ke 7 dan 14 setelah infeksi.
Sedangkan, IgG timbul setelah IgM.
Baca Juga: Cegah Corona dengan Cairan Antiseptik untuk Diffuser, Amankah?
Jadi, saat IgM mulai turun jumlahnya, di situlah IgG mulai naik.
Antibodi G dengan kadar tinggi inilah yang menjadi penting dalam penerapan terapi plasma untuk menjadi vaksin pasif tadi.
Nah, proses transfusinya dengan mengambil antibodi atau kekebalan tubuh dari pasien yang terinfeksi dan sudah sembuh lewat plasma darah yang memiliki kadar IgG yang tinggi tadi, untuk dipakai pada tubuh pasien yang masih terjangkit virus, sehingga penerima donor mendapatkan booster kekuatan.
Baca Juga: Kabar Terbaru, Virus Corona Bisa Sebabkan Sakit Jantung dan Stroke
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR