NOVA.id - Ketika si kecil bertanya “Ma, Idul Fitri itu apa?” jangan cuma menjawab, “Hari Raya umat muslim, Nak.”
Inilah momen yang tepat bagi kita untuk menjelaskan makna hari spesial ini padanya.
Apalagi, menurut Nurul Annisa, M. Psi., anak-anak di usia 7 sampai 8 tahun sudah mulai memahami dengan baik makna berbagai momen, termasuk perayaan seperti Lebaran.
Baca Juga: Jaga Semangat Anak Belajar di Rumah Saat Berpuasa, Buat Jadwal Harian Seperti Ini
“Pada masa ini, kemampuan koginitif anak telah berkembang sehingga anak lebih dapat memahami sesuatu dari berbagai sudut pandang,” ujar Nurul.
Makna pertama yang bisa kita jelaskan pada anak soal Lebaran adalah tradisi saling memaafkan yang sekaligus jadi ibadah utama.
Hal ini bisa kita jelaskan saat sesi berkumpul dan bersantai bersama anggota keluarga di rumah.
Baca Juga: Yuk Coba 4 Aktivitas Ini Agar Anak Tak Bosan Menunggu Buka Puasa di Rumah!
“Selesai salat Idul Fitri, seluruh anggota keluarga berkumpul dan saling bermaafan. Orangtua bisa menjelaskan kepada anak yang lebih besar bahwa setelah berpuasa sebulan penuh dan kembali ke fitrah, kita perlu saling memaafkan dengan sesama agar ibadah puasa kita semakin sempurna,” jelas Nurul.
Sementara itu, bila anak masih cukup kecil, kita bisa mengatakan hal sederhana yang lebih menyentuh kehidupan kesehariannya.
Bagaimana caranya?
Baca Juga: Demi Kesehatan Anak, Perhatikan Hal Ini Saat Ajarkan Anak Berpuasa!
Misalnya, “Siapa tahu Adek pernah nakal sama Kakak, atau Kakak suka iseng sama Adek. Jadi, seperti halnya kertas, sekarang kertas kita sudah putih lagi karena bermaaf-maafan. Besok kertasnya harus diisi dengan coretancoretan yang bagus, ya, seperti Kakak suka menolong Adek atau Adek membantu Ibu,” Nurul mencontohkan.
Nah, saat mengajarkan anak soal makna saling memaafkan, kita juga bisa sembari menjelaskan beberapa tradisi yang menyertainya.
Mulai dari tradisi bersilaturahmi dan bermaaf-maafan dengan orangtua, kakek-nenek, saudara yang dituakan sampai mengunjungi tetangga di sekitar rumah.
Baca Juga: Ramadan, Jadi Momen Pas untuk Ajarkan si Kecil Berani Memimpin
Ya, meskipun anak saat ini belum atau tidak sedang melakukan tradisi yang dijelaskan karena harus merayakan Lebaran di rumah saja akibat pandemi, pengajarannya harus tetap kita sampaikan.
Malah, ini jadi sebuah nilai plus untuk mengajarkan pada anak bahwa perayaan Lebaran fokusnya bukan pada keramaian, tapi justru pada keniatan hati untuk bersedia saling memaafkan.
“Melalui kebiasaan ini, orangtua mengajarkan bahwa mudik di saat Lebaran bukan sekadar ritual tahunan. Jika kebetulan tidak bisa mudik, kita masih bisa bermaafmaafan melalui telepon. Peran orangtua sebagai contoh bagi anak adalah hal yang sangat penting, harus dilakukan sejak dini, secara terus-menerus, serta konsisten,” jelas Nurul.
Baca Juga: Khawatir dengan Anak Pecandu Game? Yuk, Baca Buku Karangan Caezario Rei Kyrksen Ini
Nah, selain mengajarkannya soal makna bermaaf-maafan saat Lebaran, kita juga bisa menggunakan momen ini untuk mengajak anak memaknainya sebagai kesempatan untuk berbagi.
Agar anak lebih mengerti soal makna berbagi, menurut Nurul, caranya bisa dengan mengambil contoh konkret kondisinya saat sedang menjalankan puasa.
“Anak usia prasekolah memahami sesuatu yang bersifat konkret. Misalnya, jika tidak makan maka perut lapar. Pada saat inilah, orangtua bisa mengajarkan pada anak bahwa lapar itu tidak enak dan ada anak-anak yang tidak punya uang untuk makan sehingga mereka kelaparan. Jadi, kita yang memiliki cukup uang sebaiknya membantu mereka dengan berbagi. Bisa berupa uang atau memberikan makanan,” jelas Nurul.
Nah, untuk anak usia sekolah, kita bisa mengaitkan latihan puasa dengan zakat dan Idul Fitri.
Misal, mengajak anak ke masjid untuk membayar zakat sembari menjelaskan bahwa zakat dapat membantu orang-orang yang kurang mampu untuk dapat hidup lebih baik dan bisa merayakan Idul Fitri dengan layak.
Baca Juga: Cara Menyimpan Ketupat agar Tak Mudah Basi hingga Berhari-hari, Ternyata Sangat Mudah!
Bonusnya, pengajaran soal berbagi ini bisa sekaligus melatih anak menahan nafsu atau keegoisannya, karena mampu menumbukan rasa empati dalam diri.
Tentu, ini baik bagi karakter diri anak di masa depan.
Jadi, pastikan tahun ini Sahabat NOVA mewarnai pengalaman berpuasa dan Idul Fitri anak dengan pengalaman dan pengajaran akan makna yang tepat, ya.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR