Tak butuh waktu lama, gayung pun bersambut. Niki langsung menjawab permintaan Indra dengan lugas.
“Indra, sebelumnya aku mau ucapkan terima kasih karena beberapa bulan lalu kamu sudah menyetujui keputusan saya untuk tidak lagi berpacaran, untuk mengikuti amanah dari almarhum papi saya. Hari ini, di hadapan keluarga kamu, atas izin Allah, Mami, dan Ayah, saya terima lamaran kamu. I hope our fathers will be smiling in heaven,” jawab Niki.
Usai lamaran diterima, Niki pun dipasangkan kalung berlian oleh ibunda Indra, Karlina Damiri, sebagai tanda bahwa perempuan berusia 26 tahun ini resmi jadi calon menantunya.
Baca Juga: Blak-blakan Nagita Slavina Ceritakan Kehidupan Awal Mula Menikah dengan Raffi Ahmad: Sering Dimarahi karena Pekerjaan
Lantas, kenapa akhirnya Niki menerima lamaran dari lelaki yang sempat putus dengannya beberapa bulan lalu itu?
“Karena saat Indra melamar itu aku kayak berpikir lagi, apa sih goals di hidup aku sekarang? Di umur sekarang, I have everything. Aku ada karier, bisnis, terus next-nya ya buat build family. I want to be a mother. Jadi aku langsung bilang yes ke Indra, terus Indra langsung ngomong sama orangtua aku,” ucap Niki kepada NOVA usai prosesi lamaran.
Apalagi, setelah Niki memutuskan untuk menjalankan pesan almarhum ayahnya, Henry Willy, untuk tak lagi berpacaran, Indra yang saat itu masih jadi kekasihnya langsung menyanggupi.
Dan tak lama malah memberanikan diri meminta izin pada ibu Niki untuk meminang perempuan idamannya itu.
“Sebenarnya aku speech-nya kurang, karena aku grogi he-he-he. Tiga minggu setelah izin itu, terjadilah proses lamaran ini. Harusnya tadi aku ngomong itu, cuma gemetaran he-he-he. Jadi enggak keluar kata-kata itu,” tambah Niki.
Wajar saja, wong di balik wajahnya yang tenang, sambil menahan air mata, Niki juga deg-degan. Dia takut acara yang sudah dipersiapkan berdua dengan Indra selama satu bulan ke belakang, tak berjalan dengan lancar.
“Agak kewalahan sampai asam lambung sih, ha-ha-ha. Prosesnya cukup cepat dan karena benar-benar kita turun tangan berdua (untuk mengurus acara lamaran, red.), jadi memang cukup kewalahan. Cuma alhamdulillah sudah seperti apa yang kita inginkan,” kata Niki.
Kini dua keluarga dari dua budaya siap melebur jadi satu. Bahkan, Niki bilang, “Kita berhasil menyatukan dua tradisi, dua culture berbeda. Dari keluarga aku mewakilkan Sumatera Barat, kalau Indra dan keluarganya Lampung. Bisa dilihat dari baju keluarga kita masing-masing, dan baju kita berdua.”
Penulis | : | Widyastuti |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR