NOVA.id - Sejak pandemi, hari-hari Putri tak sama lagi.
Ia dan sang suami harus rela menjalani Long Distance Marriage (LDM).
Suami harus bekerja di luar kota dan Putri tinggal di rumah bersama orangtua.
Baca Juga: 8 Rahasia Pria yang Tidak Kamu Ketahui dan 4 Alasan Mereka Menutupinya
Padahal saat ini Putri tengah hamil tua.
Sedih dan stres hadir mengisi hari-harinya.
Meskipun transisi PSBB sudah dijalankan, diakui Putri bahwa sang suami hanya bisa pulang ke rumah seminggu atau dua minggu sekali saja demi keamanan.
Baca Juga: Buat Momen Ciuman Makin Panas dengan Trik Ini, Pasangan Pasti Nagih!
Tak dimungkiri jika kondisi ini membawa beban bagi dirinya.
“Beban mental, sih, karena saya sedang hamil juga. Jadi berat jauh sama suami. Kalau ada butuh apa-apa saat suami di tempat rantau jadi susah. Lalu, sesekali juga jadi konflik. Biasanya yang sering jadi masalah itu miskomunikasi. Karena komunikasi hanya via chat, ada beberapa yang missed. Akhirnya, baru selesai (masalahnya, red.) saat suami pulang atau dijelaskan rinci via telepon,” cerita Putri pada NOVA.
Seperti yang diakui putri, LDM memang punya tantangan tersendiri.
Baca Juga: 5 Zona Erotis di Tubuh Ini Bisa Bikin Perempuan Mencapai Titik Klimaks, Cek yuk!
Mulai dari komunikasi yang kurang baik, tidak selalu ada saat pasangan butuh dukungan ataupun sebaliknya, kekhawatiran yang berlebihan saat pasangan berada di tempat yang “tidak aman”, reaksi kangen yang tidak tersampaikan secara tepat, hingga adanya perbedaan waktu kerja atau waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tanggung jawab.
Hal-hal ini menuntut setiap pasangan LDM untuk menyesuaikan diri.
Terutama yang berkaitan dengan toleransi terhadap harapan yang dimiliki.
Baca Juga: 5 Cara agar Kita Bisa Atasi Rasa Cemburuan Terhadap Pasangan
Misalnya, suami berharap bisa ngobrol di pagi hari sebelum bekerja, namun istri tidak bisa ditelepon karena sedang sibuk mengurus rumah.
Sementara saat siang, istri sedang santai namun suami sedang sibuk bekerja.
“Kondisi-kondisi seperti ini biasanya akan menimbulkan kecemasan. Terjadi saat ‘sudah tidak ada yang dipikirkan’, tekanan sangat tinggi, atau kadang justru saat sedang kangen dengan pasangan. Sehingga akan ‘mencari-cari’ cara untuk mendapat perhatian dari pasangan. Selain itu, stres dan kesepian karena kondisi LDM juga sangat mungkin membuat istri menjadi tidak happy. Nah, saat tidak happy, akan memunculkan reaksi-reaksi yang sering kali negatif,” ujar Prita Pratiwi, S.Psi., M.Psi., Psikolog., Sekretaris HIMPSI Jawa Barat.
Baca Juga: 4 Bahan Alami Ini Bisa Dijadikan Pelumas dalam Berhubungan Intim, Bebas Bahan Kimia!
Ingatlah bahwa kunci utama menjalani hubungan LDM yang harmonis adalah kepekaan komunikasi di antara pasangan.
Ada pasangan yang butuh berkabar setiap berganti kegiatan, ada pasangan yang “hanya” butuh berkabar di awal dan akhir hari, atau ada pasangan yang harus berkomunikasi melalui telepon, namun ada juga yang lebih nyaman melalui pesan singkat.
“Pola komunikasi setiap pasangan berbeda. Sehingga bukan berarti komunikasi yang lebih sering menjadi lebih baik dibandingkan dengan komunikasi yang seadanya. Pola komunikasi ini sebaiknya disepakati, sehingga tidak ada yang saling berburuk sangka satu dengan yang lain. Kenali juga pola komunikasi dan pola interaksi pasangan kita masing-masing. Ekspresi apa saja yang ditampilkan pasangan saat ia sedang merasa kangen atau justru tegang,” ujar Prita pada NOVA.
Baca Juga: Sudah Yakin dengan Pasanganmu Sekarang? Yuk Coba Cek 5 Hal Ini
Nah, kalau stres melanda kita selama LDM, sebaiknya kita melakukan hal-hal yang membuat badan rileks.
Misalnya berendam air hangat, melakukan olahraga kesukaan, atau menemukan hobi yang bisa menghasilkan.
Bukan hanya menghasilkan finansial tapi juga berkaitan dengan tujuan membuat diri terasa lebih berharga.
Baca Juga: Tips agar Percaya Diri saat Ciuman dengan Pasangan, Dijamin Napas Segar!
Selain itu, penting juga menjaga kehidupan seksual untuk menghindari konflik selama LDM.
Prita menyarankan agar saat waktu bertemu tiba, kita dan pasangan menyediakan “us time” tanpa diganggu pekerjaan atau anak.
Sering melakukan pillow talk, mengulang kembali kegiatan kencan pertama dengan pasangan untuk membangkitkan memori menyenangkan, menonton film, atau mendengarkan musik bersama.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store. (*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR