Begitu wirausahawan pemula ini menemukan pijakannya, mereka didorong menggunakan kemampuan mereka untuk membantu orang lain yang membutuhkan, memberikan kembali apa yang mereka peroleh kepada masyarakat di sekitar.
Dengan kata lain, kesuksesan bisnis dan pemberdayaan diri bukanlah menjadi tujuan mereka sendiri, melainkan langkah menuju membuat perbedaan yang lebih luas, untuk membuat dunia menjadi lebih baik.
“Ada banyak sebab mengapa orang banyak memilih profesi penjualan langsung bersama HDI, di antaranya karena dapat dikerjakan dari rumah, fleksibilitas, pemasukan tambahan, serta peluang mengembangkan karir sesuai keinginan. Bagi para perempuan, memiliki kemampuan untuk bisa memilih adalah bentuk pemberdayaan juga,” papar Ellen Suwardi lebih jauh.
Bagi perempuan yang memilih profesi penjualan langsung, sensasi pemberdayaan tidak terjadi dalam semalam.
Baca Juga: Inspiratif! Kyoto Shimada, Desainer Mobil Perempuan Pertama di Jepang
Mirip sebuah perjalanan, seorang perempuan bergerak mulai dari sekadar konsumen, kemudian melakukan promosi, dan pada akhirnya, menjadi pemilik bisnis dan seorang pemimpin di dunia usaha.
“Perjalanan ini adalah sebuah proses transformatif yang mampu memberdayakan kaum perempuan dalam begitu banyak cara, sehingga memungkinkan mereka menjadi agen-agen perubahan," ungkap Su-Mae Chia menambahkan penjelasannya.
Sebagai perusahaan yang didirikan atas nilai-nilai kepercayaan, kejujuran, integritas dan respek, tidaklah mengherankan bahwa HDI akan merayakan 30 tahun eksistensinya di Indonesia tahun ini.
Baca Juga: Jessica Putri Sibrani, Makeup Artist yang Doyan Main Papan Seluncur Panjang
Dengan operasi di 6 wilayah besar di Asia, yaitu Indonesia, Singapura, Filipina, Malaysia, Hong Kong, dan Macau, serta eksis di 30 provinsi di Indonesia, sejak 2018, HDI mencatat pertumbuhan jumlah enterpriser di atas 40% per tahun.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR