NOVA.id - Belum sampai tengah bulan, sudah tipis saja pundi-pundi gaji.
Heran, uangnya ngalir ke mana aja, sih?
Kok, kayak numpang lewat saja di rekening, padahal masih banyak kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi, kalau begini yang ada nombok terus jadinya.
Baca Juga: 4 Hal yang Harus Kita Lakukan ketika Resesi Ekonomi Melanda
Tiap bulan uang belanja kurang, bisa jadi penyebabnya sepele, yakni tidak mencatat dan membuat anggaran keuangan keluarga yang pas.
Jadi kita tidak tahu dengan pasti batas kemampuan finansial yang dimiliki, makanya kurang terus, nombok terus.
Jadi, kita harus bagaimana? Bikin catatannya seperti apa? Berikut penjelasan sederhananya.
Baca Juga: Tips Pintar Atur Uang untuk Single Parent, Mulai Pilih Kebutuhan Hingga Bayar Utang
Langkah 1: Tentukan Tujuan
Sebelum masuk pada pembuatan anggaran, kita harus tahu terlebih dahulu tujuan keuangan kita.
Ada yang tujuannya ingin mengumpulkan dana darurat, dana pendidikan anak, membiayai pernikahan, membeli rumah, menyiapkan dana pensiun, atau bahkan menghimpun dana liburan.
Baca Juga: Biar Dapat Untung, Begini Tips Pintar Atur Uang Pakai Dompet Digital
Bisa jadi tujuan kita lebih dari satu, tak masalah, yang penting kita sudah tahu akan berjalan ke mana.
Baik perjalanannya singkat atau sampai 10 tahun ke depan.
“Semua harus direncanakan berdasarkan tujuan keuangan kita. Supaya kita bisa mengukur apakah pendapatan kita ini bisa mencapai tujuan-tujuannya,” ujar Rista Zwestika, S.Sos., AWP, CFP., financial planner Finansialku.com.
Baca Juga: Tips Pintar Atur Uang: 5 Kebiasaan Ini Bisa Menguras Pundi-Pundi Kita
Langkah 2: Jumlahkan Pendapatan
Anggaplah tujuan finansial kita adalah mengumpulkan dana darurat sebanyak 12 kali dari pengeluaran per bulan yang besarnya Rp5 juta.
Ini artinya kita harus mengumpulkan Rp60 juta.
Berapa lama target ini bisa tercapai?
Baca Juga: 7 Kesalahan yang Bikin Nggak Pintar Atur Uang Ini Bikin Susah Kaya, Jangan Diulangi!
Lalu, berapa yang harus disisihkan setiap bulan?
Semuanya kita atur dan proyeksikan dalam pencatatan anggaran.
Hitunglah berbagai pemasukan yang kita punya, mulai dari gaji, bonus bulanan, hasil investasi, pendapatan sewa atau pendapatan pasif, dan pendapatan lainnya, dan jumlahkan semua.
Langkah 3: Pisahkan Pengeluaran
Selanjutnya buatlah catatan pengeluaran dengan memisahkan anggaran keuangan keluarga berdasarkan dua kategori, yakni pengeluaran prioritas dan non-prioritas.
Pengeluaran prioritas adalah pengeluaran yang wajib kita belanjakan setiap bulannya dan pengeluaran yang kita butuhkan untuk rencana tujuan-tujuan di masa depan.
Catat kebutuhan prioritas ini di urutan atas.
Mulai dari pengeluaran pajak penghasilan (untuk entrepreneur), amal, investasi, tabungan, premi asuransi, cicilan atau utang, tunjangan orangtua, pendidikan anak (SPP dan les), belanja rumah tangga (sayuran, air minum, gas, beras, hingga sabun mandi).
Lalu, pengeluaran nilai guna (air, listrik, pulsa, Wi-Fi), biaya transportasi, hingga biaya kesehatan (keanggotaan di pusat kebugaran dan obat).
Lanjutkan dengan pengeluaran non-prioritas yang masih bisa ditunda bahkan disingkirkan.
Baca Juga: 5 Tips Pintar Atur Uang Bagi Single Parent: Dari Pilih Kebutuhan Hingga Tuntaskan Utang
Misalnya pengeluaran pribadi untuk jajan makanan, jalan-jalan, hingga beli baju baru.
Ingatlah, untuk mencatat semua pengeluaran. Makin detail semakin baik.
“Catat pengeluaran sekecil apa pun, karena biasanya pengeluaran kecil itu membuat kebocoran paling besar,” saran Rista.
Baca Juga: Pintar Atur Uang dengan Dana Darurat dan Hindari Utang Konsumtif di Tengah Pandemi
Langkah 4: Hitung dan Tekan
Kurangi total pendapatan dengan total pengeluaran.
Jika hasilnya minus, artinya kita masih nombok.
Maka ubah dan tekan biaya di bagian non-prioritas.
Baca Juga: Hadapi Resesi, Yuk Investasi yang Bisa Mulai dari Seratus Ribuan Ini!
Jika masih nombok juga, tekan di pengeluaran tidak begitu terpakai, seperti transportasi.
Tapi, jangan sampai hanya sibuk mengurangi pengeluaran, ya.
Terlalu banyak ditekan akhirnya kita hidup tidak nyaman.
Baca Juga: Cara Tepat Hadapi Tantangan Resesi, Tetaplah Aktif Berbelanja!
“Jangan sampai kita hanya berfokus pada mengurangi pengeluaran. Tapi tidak berfokus untuk menambah income. Lebih baik kita nambah income dan mengurangi pengeluaran. Jadi harus dua-duanya. Lagipula, hidup dengan satu sumber pendapatan itu luar biasa beratnya,” pungkas Rista.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR