NOVA.id - Saat dunia masih berjuang menemukan vaksin Covid-19, ada sebuah virus baru yang ditemukan di China.
Penemuan tersebut bermula dari adanya 70 mahasiswa di universitas Taiyuan, Provinsi Shanxi, China bagian utara yang mengalami diare dan muntah-muntah.
Gejala tersebut akhirnya diteliti dan ditemukan 11 kasus positif norovirus.
Baca Juga: 7 Bahan Kimia yang Ada di Disinfektan dan Efeknya Bagi Kesehatan Tubuh
Dikutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), norovirus adalah virus yang sangat menular.
Orang yang terinfeksi virus ini akan mengalami muntah dan diare, serta menyerang segala usia. Orang dengan penyakit norovirus dapat melepas miliaran partikel virus, namun hanya beberapa partikel yang dapat membuat orang lain sakit.
Menurut otoritas Kesehatan Tiongkok, norovirus ini menyebabkan kejadian luar biasa (KLB).
Lalu apa saja yang harus diketahui soal virus baru di China ini? Berikut rangkumannya:
Baca Juga: Menyoal Harga Vaksin Covid-19 di Indonesia, Bio Farma Tetapkan di Kisaran Rp200 Ribu
1. Pernah terjadi di Indonesia
Guru besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo, Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD(K) MMB FINASIM FACP angkat bicara.
Ari mengatakan, sebenarnya norovirus ini bukanlah virus yang baru dan bisa ditemukan di banyak negara. Norovirus menjadi salah satu penyebab utama terjadinya infeksi usus akut (gastroenteritis) di seluruh dunia.
Virus ini juga ada di Indonesia, seperti yang dilaporkan oleh peneliti Indonesia di jurnal internasional, salah satunya yang baru saja dipublikasikan di Jurnal of Medical Virology bulan Mei 2020. Penelitian itu dilaporkan oleh Dr Juniastuti, dkk dari Institure of Tropical Disease Universitas Airlangga.
Dalam laporan jurnal terebut menunjukkan, bahwa dari 91 sampel feses yang diperiksa, ternyata 14 sampel atau 15,4 persen mengandung norovirus. Sampel penelitian yang dilakukan di awal tahun 2019 ini mengambil dari beberapa rumah sakit di Kota Jambi.
"Kasus yang sama juga pernah dilaporkan dari beberapa kota di Indonesia," kata Ari yang juga dokter spesialis penyakit dalam konsultan Gastroenterologi Hepatologi ini.
Baca Juga: Menyoal Harga Vaksin Covid-19 di Indonesia, Bio Farma Tetapkan di Kisaran Rp200 Ribu
2. Penularan melaui makanan (food borne)
Ari menjelaskan, penularan Norovirus ini berbeda dengan virus SARS-CoV-2. Norovirus ditularkan melalui makanan atau istilah yang digunakan adalah food borne.
"Kejadian luar biasa bisa terjadi, jika adanya makanan yang tercemar oleh virus ini," jelasnya.
CDC Tingkok juga menginformasikan KLB yang sudah terjadi lebih dari 30 KLB sejak September 2020 ini melibatkan 1.500 kasus, terutama dilaporkan ditularkan melalui kantin karena adanya makanan yang tercemar.
Biasanya, kata dia, penularan bisa terjadi bermula dari restoran yang makanannya tercemar oleh Norovirus dan akhirnya terjadi KLB, akibat banyak pelanggan restoran tersebut yang terinfeksi.
3. Waspadai norovirus sebagai penyebab keracunan makanan
Kendati bukan virus baru dan bisa ditemui di banyak negara, Ari menegaskan tetap perlu mewaspadai kemungkinan kasus keracunan makanan akibat kontaminasi norovirus.
"Sehingga, jika terjadi KLB, sisa makanan yang dicurigai atau muntahan dan feses pasien yang menerima keracunan makanan tersebut harus dicek apakah norovirus sebagai penyebabnya," tegasnya.
4. Gejala klinis
Secara umum gejala yang timbul ketika seseorang mengalami keracunan makanan antara lain demam, nyeri perut, diare, mual dan muntah. Gejala klinis ini juga muncul pada KLB Norovirus yang terjadi di Tiongkok, tepatnya di Provinsi Shanxi.
Gejala klinis yang muncul akibat norovirus bisa terjadi dalam 24 jam setelah mengonsumsi makanan yang tercemar.
"Hal yang memang perlu diperhatikan adalah ketika jumlah KLB yang dilaporkan terus meningkat," tuturnya.
Baca Juga: Sempat Diprotes Terlalu Mahal, Harga Obat Virus Corona Turun 50 Persen
5. Penanganan
Sampai saat ini, kata Ari, prinsip penanganan infeksi Norovirus adalah dengan memberikan obat-obatan untuk menghilangkan gejala sakit dan mencegah terjadinya dehidrasi, akibat muntah dan diare.
Pasien yang terinfeksi Norovirus, juga harus mengganti makanan dengan yang lebih lunak, seperti bubur dan menghindari makan pedas dan berlemak.
6. Upaya pencegahan
Ari menyebutkan ada cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya KLB akibat virus norovirus, yaitu memastikan kualitas makanan terjaga baik yang disediakan oleh restoran, kantin atau di rumah tangga.
Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk harus selalu rajin mencuci tangan pakai sabun.
Baca Juga: Segera Cek! Pemerintah Masih akan Memberi 5 Bantuan Ini kepada Masyakarat di Oktober 2020
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 6 Fakta Norovirus, Ada di Indonesia hingga Menular Melalui Makanan
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ratih |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR