NOVA.id - Selepas bercerai dari Tommy Kurniawan, Tania Nadira menikah dengan seorang pengusaha bernama Abdulla Alwi.
Pernikahan Tania Nadira dan Abdulla Alwi ini pun sempat menjadi sorotan karena diadakan secara megah dan mewah.
Kini, keduanya telah dikaruniai seorang anak bernama Nooran Mikayla Abdulla Alaydrus.
Baca Juga: Tak Bisa Jenguk Adik Barunya, Anak-Anak Tommy Kurniawan dan Tania Nadira Menangis
Tania Nadira dan Abdulla Alwi sering membagikan kesehariannya di instagram pribadi mereka.
Salah satunya berbagi kebersamaan dengan keluarga. Walau begitu, mereka tetap memberlakukan protokol kesehatan.
Hal ini juga mereka lakukan jika ingin bepergian atau mengadakan acara. Seperti yang baru-baru ini dilakukan Abdulla Alwi.
Baca Juga: Kabar Bahagia Datang dari Mantan Istri Tommy Kurniawan, Tania Nadira Lahirkan Anak Perempuan
Terlihat di unggahan instastory-nya di hari Jumat, 23 Oktober 2020, Abdulla Alwi sedang melakukan perawatan kesehatan.
Terlihat ahli medis memakai baju APD lengkap sedang menyuntik Abdulla Alwi.
Baca Juga: Bak Istana Raja, Intip Mewahnya Rumah Tania Nadira yang Dilengkapi Lift dan Pintu Spesial
Namun, yang membuat netizen penasaran adalah instastory Abdulla Alwi selanjutnya.
Suami Tania Nadira ini memperlihatkan sebuah buku kecil yang bertuliskan "Certificate of Vaccination".
Tak cuma itu, Abdulla Alwi juga menuliskan "Bye Covid-19" dalam unggahannya tersebut.
Hal ini pun membuat banyak orang bertanya-tanya apakah yang disuntikkan ke tubuh Abdulla Alwi tersebut adalah vaksin Covid-19 atau vaksin lainnya.
Sayangnya, Abdulla Alwi dan Tania Nadira belum menginfokan lebih lanjut soal vaksin tersebut.
Sementara itu, vaksin Covid-19 dari perusahaan luar negeri, yaitu vaksin AstraZeneca batal dibeli oleh Pemerintah Indonesia.
Terkait hal itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, sebaiknya masyarakat menanti keterangan resmi dari Kementerian Kesehatan dan BPOM.
"Alangkah lebih baik jika kita menunggu rilis resmi dari lembaga terkait keputusan ini," ujar Wiku ketika dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (23/10/2020).
Dia menuturkan, pembelian vaksin merupakan hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Karena itu, perlu dimaklumi jika ada perubahan keputusan dari pemerintah.
"Kita perlu memaklumi perubahan keputusan jika diperlukan karena seluruhnya bertujuan untuk kepentingan negara. Pandemi ini harus kita jadikan momentum untuk belajar," kata Wiku.
Baca Juga: Dekat dengan Anak-anak Tania, Abdulla Alwi Sudah Dapat Panggilan Sayang dari Zio dan Aira
Kabar mengenai batalnya pembelian dari AstraZeneca terungkap dari pembicaraan Achmad Yurianto saat masih menjabat Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dengan IDN Times dan CNBC Indonesia.
Yurianto kepada IDN Times mengatakan bahwa Indonesia tidak jadi memesan karena AstraZeneca tidak ingin bertanggung jawab jika terjadi kegagalan produksi vaksin corona pada pertengahan 2021.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah melakukan finalisasi pembelian vaksin untuk Covid-19 dari tiga perusahaan produsen vaksin asal China.
Baca Juga: Mengenal Norovirus, Virus Baru yang Ditemukan di China dengan Gejala Diare dan Muntah-Muntah
Ketiga perusahaan itu telah sepakat menyediakan vaksin untuk Indonesia pada November mendatang. Ketiga produsen itu yakni Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac.
Selain ketiganya, pemerintah juga diberitakan menjajaki kerja sama pembelian vaksin dengan AstraZeneca.
Sementara itu, vaksin Covid-19 yang akan datang pada bulan November 2020 pun menuai beragam komentar, salah satunya datang dari kalangan medis.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Ikatan Dokter Indonesia Soal Program Vaksinasi Covid-19
Beberapa perhimpunan dokter bahkan mendesak pemerintah agar tidak terburu-buru dalam membeli vaksin sebelum memastikan benar-benar aman.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengeluarkan surat resmi menanggapi rencana vaksinasi Covid-19.
Selain PDPI, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) juga meminta agar pemerintah tidak tergesa-gesa dalam melakukan vaksinasi Covid-19.
Baca Juga: AccuraDtect Alat Uji Covid-19 Asal Korea Sudah Kantongin Izin Edar di Indonesia
Pernyataan itu disampaikan PAPDI dalam sebuah surat rekomendasi yang diunggah melalui Twitter resmi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI).
Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono menyebutkan bahwa kandidat vaksin tersebut masih dalam tahap akhir uji klinis fase 3 yang berarti belum adanya jaminan vaksin tersebut lolos uji dan aman bagi masyarakat.
"Jangan pesan kandidat vaksin dulu karena sampai detik ini memang belum ada yang terbukti efektivitasnya," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/10/2020).
"Jadi, stop dan batalkan semua rencana pembelian vaksin Business to Business (B2B). Kecuali kalau vaksinnya itu nanti terpilih menjadi disepakati dunia," kata Pandu.
KOMENTAR