NOVA.id – Kita tahu bahwa protein hewani merupakan asupan nutrisi penting bagi manusia, karena kandungan asam aminonya yang lengkap.
Salah satu sumber makanan dengan kandungan protein hewani tinggi tersebut adalah daging ayam.
Dengan harga yang terjangkau dan relatif mudah diperoleh, daging ayam dan produk olahannya kini telah memiliki banyak varian.
Baca Juga: 6 Kesalahan yang Sering Ibu-Ibu Lakukan Saat Memasak Daging Ayam
Namun hingga kini, masih beredar di antara kita berbagai isu tentang daging ayam dan olahannya.
Untuk itu, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA), Rabu, (04/11) mengadakan kegiatan edukasi media untuk menyampaikan informasi menyeluruh mengenai jaminan keamanan produk daging ayam broiler yang ASUH.
Hadir pada acara virtual tersebut drh. Syamsul Ma’arif, M.Si, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian RI, Dr. drh. Denny Lukman, MSi, Ahli Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Akademisi IPB, serta drh. Sigit Pambudi, Head of Marketing RPA - Wilayah Barat PT Ciomas Adisatwa.
Baca Juga: Bahaya! Jangan Mencuci Ayam Mentah Sebelum Dimasak karena Bisa Sebabkan Hal Ini
Rachmat Indrajaya, Direktur Corporate Affairs JAPFA dalam sambutannya mengatakan, “JAPFA selama ini telah konsisten menyediakan daging ayam berkualitas baik demi mendukung kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia.”
"Dalam menjaga kualitas produk, JAPFA menerapkan standar ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal), serta sistem keamanan pangan yang sesuai standar nasional dan internasional,” jelasnya.
Namun demikian, sebagian masyarakat masih ada yang enggan mengonsumsi daging ayam khususnya broiler karena ragu terhadap jaminan kesehatan, keamanan, dan kehalalannya.
Menjawab hal tersebut, drh. Syamsul Ma’arif, M.Si, Direktur Kesmavet Kementerian Pertanian mengatakan, pemerintah telah menerapkan sertifikasi terhadap produk-produk hewan yang beredar di pasaran untuk menjamin keamanan dari sisi kesehatan dan ketentraman batin konsumen dari sisi kehalalan.
Baca Juga: Tak Bisa Terlalu Lama, Ini Batas Waktu Daging Bertahan dalam Freezer
Kebijakan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 11 Tahun 2020 tentang Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner Unit Usaha Produk Hewan. Beleid ini merupakan pengganti dari Permentan No. 381 Tahun 2005 tentang Pedoman Sertifikasi Kontrol Veteriner Unit Usaha Pangan Asal Hewan.
Nomor Kontrol Veteriner (NKV) adalah nomor registrasi unit usaha produk hewan sebagai bukti telah dipenuhinya persyaratan higienis dan sanitasi.
“Dengan adanya label NKV, maka telah dijamin keamanan produk hewan yang dipasarkan di Indonesia, karena menerapkan sinergi manajemen pemeliharaan peternakan yang baik sampai produk di meja makan (safe from farm to table),” jelas Syamsul.
Dalam kesempatan yang sama, Dr. drh. Denny Lukman, MSi, Ahli Kesehatan Masyarakat Veteriner IPB mengungkapkan, salah satu isu yang menimbulkan ketakutan masyarakat untuk mengkonsumsi ayam broiler adalah pemberian hormon pertumbuhan (growth hormone).
Baca Juga: Sering Menaruh Daging di Freezer? Segini Batas Waktu yang Diperbolehkan untuk Menyimpannya
Padahal, pelarangan penggunaan hormon bagi hewan konsumsi termasuk pada ayam broiler ini telah secara tegas disebutkan dalam Undang-Undang No 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
"Ayam broiler tidak pernah diberi hormon, ayam broiler cepat tumbuh karena pola budidaya yang baik dan pemberian pakan yang diatur," ujar Denny.
Penerapan sistem rantai dingin (cold chain system) yang benar menjadi kunci utama agar kualitas daging ayam broiler dapat terjaga.
Suhu kurang dari 4oC akan mencegah pertumbuhan mikroorganisme dan menghambat aktivitas enzim pada daging.
Baca Juga: 3 Cara Mudah Mengetahui Daging Ayam yang akan Kita Masak Baik atau Buruk
“Daging yang disimpan dalam pendingin tidak mengurangi kandungan gizi dan tidak menurunkan mutu," jelas Denny.
Sebagai perusahaan penghasil daging ayam broiler, JAPFA menjamin kesehatan hewan sebelum dipotong dan juga pada saat pengolahannya.
Pabrik produksi JAPFA juga sudah dilengkapi teknologi berstandar internasional, sehingga produk yang dihasilkan aman dan sehat untuk di konsumsi.
Sigit Pambudi, Head of Marketing RPA - Wilayah Barat PT Ciomas Adisatwa menjelaskan, “Proses produksi ayam broiler yang diterapkan sudah terstandar secara ketat dari hulu hingga hilir.”
Baca Juga: Nikmat Disajikan Bareng Nasi Panas, Catat Resep Ayam Bakar Bumbu Gurih yang Satu Ini
Perusahaan sangat memperhatikan sistem jaminan pangan mulai dari kandang yang memiliki serifikat Kompartemen Bebas AI.
Kemudian, perusahaan juga memliliki Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) yang terintegrasi dengan gudang pendingin (cold storage).
Selain itu, JAPFA juga mengantongi NKV, sertifikat halal, sertifikat Juru Sembelih Halal (Juleha), HACCP hingga Food Safety System Certification (FSSC).
“Dengan sertifikasi dan standar ini, JAPFA telah memberi jaminan ketersediaan daging ayam broiler ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal) bagi konsumen,” jelasnya.
Baca Juga: Hanya Mencuci Daging Ayam Mentah Sebelum Diolah Apakah Cukup Mengusir Bakteri?
Sigit berharap, dengan semakin bertambahnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat daging ayam broiler ini, tingkat konsumsi protein di tanah air semakin meningkat.
Pasalnya, dibandingkan negara tetangga, konsumsi protein masyarakat Indonesia masih jauh tertinggal.
Data Food and Agriculture Organization (FAO) pada tahun 2017 menyebutkan, bahwa dari total konsumsi protein, konsumsi protein hewani Indonesia hanya 8%, sementara Malaysia mencapai 30%, Thailand 24%, dan Filipina 21%.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR