NOVA.id - Perusahaan kencan terbesar pertama di Asia, Lunch Actually, merilis hasil Annual Singles Dating Survey 2020 dalam Virtual Press Conference (10/11) di Jakarta.
Annual Singles Dating Survey 2020 melibatkan lebih dari 3.500 singles di Indonesia, Singapura, Malaysia, Hongkong, Thailand.
Hasil survei ini menyampaikan temuan seputar dampak pandemi Covid-19 terhadap para singles dalam menentukan cara berkencan, perubahan pola pikir maupun ekspektasi mereka terhadap potensi teman kencan hingga temuan akan masa depan berkencan.
Dirilisnya hasil survei ini juga untuk memperingati Singles Day (11/11) mendatang.
“Sepanjang tahun ini, banyak sekali hal-hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebagian besar singles di negara yang kami survei, mereka telah mematuhi berbagai perintah pembatasan mobilisasi yang mencegah mereka untuk berkencan dan bertemu orang baru.
Namun, hasil survei kami juga menunjukkan bahwa pandemi telah meningkatkan keinginan mereka dalam menemukan cinta karena kondisi ini membuat mereka menyadari pentingnya memiliki pasangan dalam hidup. Akibatnya, perilaku dan ekspektasi mereka pun berubah." kata Violet Lim, CEO dan Co-Founder Lunch Actually Group.
Adapun perubahan yang terjadi dalam berkencan selama pandemi antara lain, 23% singles di Indonesia merasa semakin masifnya profil palsu yang beredar di aplikasi kencan.
Selain itu, 1 dari 2 singles juga pernah bertemu atau mengalami kasus scamming.
Baca Juga: Pasangan Selingkuh Tak Bisa Kembali Setia? Begini Menurut Riset Ahli
Meskipun kasus ini selalu ada, bahkan sebelum pandemi, nyatanya penggunaan aplikasi kencan terus meningkat dengan 44% singles yang menyatakan pertama kali menggunakan aplikasi kencan di tahun ini.
Tren baru lain yang muncul adalah lazimnya metode berkencan secara virtual (via video call).
Para singles setuju bahwa virtual dating atau video dating adalah alternatif bagus untuk berkencan di masa depan.
Baca Juga: Nikmati Momen Spesial Bersama Pasangan dengan Tontonan Romantis Ini Hanya di VIU
Hal ini diperkuat dengan 56% singles yang menyatakan mereka telah mencoba video dating dan bersedia untuk melakukan kencan melalui metode tersebut.
Menanggapi pertanyaan mengenai apa yang disukai dari video dating, 57% pria mengatakan video dating merupakan pengalaman baru dan menyenangkan bagi mereka dan teman kencan mereka, sementara perempuan lebih menyukai video dating dengan alasan efisiensi dan dapat menghemat waktu untuk perjalanan (59%).
Hingga sebagai fungsi filter yang membantu mereka dalam memilih orang-orang yang ingin mereka temui dalam kehidupan nyata (51%).
Annual Singles Dating Survey 2020 mengungkapkan setidaknya 72% singles di Indonesia setuju untuk melakukan video dating lebih dari satu kali.
“Terlepas dari tantangan berkencan yang muncul karena pandemi, Lunch Actually juga menyadari fenomena ini menciptakan peluang atau alternatif baru yang pada akhirnya membantu singles dalam mencari pasangan, seperti video dating.
Baca Juga: Resmi Dinikahi Indra Priawan, Mbak You Ramalkan Kehidupan Nikita Willy Bakal Berubah Drastis
Sehingga memungkinkan singles menghemat waktu dan mengenal satu sama lain secara lebih baik sebelum menghabiskan lebih banyak waktu untuk bertemu secara langsung, tanpa memperhitungkan jarak,” ungkap Violet.
Rebeka Pinaima, M.Psi., selaku Psikolog Klinis Dewasa, Co-Founder @cintasetara dan @helloaramsa menjelaskan temuan yang menarik yang dialami para kliennya mengenai berkencan selama masa pandemi adalah tingginya kebutuhan untuk menjalin komunikasi yang berkualitas seperti percakapan mendalam dan bukan sekadar small talk dengan teman kencan onlinenya.
Baca Juga: Bisa Memperpanjang Umur, Ini Manfaat Lainnya dari Berpelukan dengan Pasangan
“Ketika para singles tidak lagi memiliki kemewahan untuk berkencan secara offline, ‘penampilan’ teman kencan online pun bukan menjadi prioritas utama namun bergeser pada bagaimana seseorang bisa merasa nyaman dan nyambung membicarakan berbagai topik.
Dengan kata lain, companionship menjadi hal sangat penting ketika orang merindukan dan menginginkan untuk merasa terhubung secara emosional dengan orang lain dibandingkan hanya secara fisik maupun ketertarikan seksual,” ujar Rebeka. (*)
Penulis | : | Widyastuti |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR