NOVA.id - Akhir-akhir ini masyarakat menjadi waspada akan produk makanan yang dikonsumsinya.
Bahkan, jenis makanan yang kita anggap sehat dan alami pun bisa jadi sumber bahaya untuk kita.
Seperti baru-baru ini, penangkapan pembuat madu palsu di wilayah Joglo, Kembangan, Jakarta Barat membuat kita harus semakin waspada pada apa yang kita makan.
Baca Juga: Lakukan Bulan Madu di Bali, Nikita Willy Justru Ikuti Ritual Ini: Aku Ngerasa Dapat Energi Positif
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, madu yang dijajakan dengan harga Rp25.000 itu adalah hasil campuran dari glukosa, fruktosa, dan molases.
Kasubdit Indag 1 Kriminal Khusus Polda Banten AKBP Doffie Pahlevi menjelaskan bahwa molases merupakan salah satu campuran pakan ternak yang berbahaya jika dikonsumsi manusia.
Pakar toksikologi Universitas Indonesia (UI) Dr. Rer. Nat. Budiawan menjelaskan, molase (bahasa Inggris molasses) merupakan produk sampingan dari industri pengolahan gula atau tebu.
"Karena dia cairan kental, masyarakat mengenalnya (molase) sebagai tetes tebu," kata Budiawan dilansir dari Kompas.com.
Baca Juga: Jalani Bulan Madu, Nikita Willy Kesal Gara-Gara Dibohongi Indra Priawan, Ada Apa?
Molase sendiri memang menghasilkan warna keruh cokelat yang mirip madu.
Kendati warnanya mirip, rasa manis yang dihasilkan molase tidak sama dengan madu asli.
Ini karena molase memiliki kandungan glukosa sebanyak 40-50 persen dan sisanya kandungan natrium dan sodium.
"Karena molase adalah produk sampingan, kita harus hati-hati dalam konteks ini karena dia bukan produk utama. Jadi bisa dikatakan limbah, tapi masih bisa dikelola dengan baik," ujarnya.
"Istilah produk samping itu maksudnya tidak murni suatu produk, tapi di luar proses (pembuatan) gula utamanya," jelas dia.
Dilansir SehatQ, untuk mendapatkan madu terbaik, cara-cara berikut bisa Sahabat NOVA lakukan untuk mengetahui keaslian madu.
Baca Juga: Stres di Masa Pandemi Covid-19 Meningkat? Yuk Redakan dengan Campuran Minuman Lemon Kunyit Madu
1. Tes ibu jari
Letakkan sedikit madu di ibu jari. Apakah madunya menetes atau menyebar ke permukaan lainnya?
Jika hal ini terjadi, madu yang kita beli kemungkinan tidak murni.
Ciri- ciri madu asli ialah teksturnya yang kental serta tidak berair.
Selain itu, madu asli memiliki tekstur lengket, ketika menyentuh apa pun akan menempel dan tidak menetes.
Baca Juga: Benarkah Mengambil Madu dengan Sendok Logam Bisa Membahayakan Tubuh?
2. Tes air
Dengan sendok teh, ambil madu dan tuangkan ke dalam gelas berisi air.
Madu palsu akan larut dalam air.
Semenetara madu asli jika bercampur ke dalam air akan menjadi gumpalan dan mengendap di bagian bawah gelas.
3. Tes kain putih dan kertas blotting
Coba tuangkan satu sendok madu ke atas kain putih atau kertas blotting.
Madu palsu cenderung akan menembus kain atau kertas hingga meninggalkan noda.
Sementara itu, madu asli tidak menembus kain atau kertas. Noda pun tidak tertinggal.
Baca Juga: Kurangi Stres dengan Minuman Kunyit Lemon Madu, Begini Cara Buatnya!
4. Tes bakar
Ciri madu asli lainnya, yakni mudah terbakar. Walau demikian, jangan lakukan tes ini tanpa persiapan.
Ambil korek api batang dan celupkan ke dalam madu. Jika ketika dinyalakan, batang korek api terbakar, maka madu yang menempel pada batangnya itu asli.
Jika tidak, bisa jadi madu tersebut sudah dipalsukan dan mengandung zat tambahan yang tidak murni.
Baca Juga: Wajah Glowing Alami dengan Masker Pisang dan Madu, Begini Cara Buatnya
5. Tes sari cuka
Campurkan sedikit madu, air dan 2-3 tetes sari cuka. Jika berbusa, kemungkinan besar madu kita palsu.
6. Tes panas
Jika kita memanaskan madu murni, maka teksturnya akan berubah menjadi karamel dan tidak berbusa.
Akan tetapi, jika madu palsu dipanaskan, teksturnya tidak berubah, hanya memanas layaknya air.
Sebenarnya, Sahabat NOVA bisa melihat perbedaan madu asli dan palsu hanya dengan mata telanjang saja.
Seperti tekstur yang padat namun tetap lembut, juga aroma yang manis.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 6 Cara Membedakan Madu Asli dan Palsu, Pakai Ibu Jari hingga Dibakar
Penulis | : | Widyastuti |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR