Baca Juga: Yuk Lakukan 5 Kebiasaan Sehat Ini agar Tidak Mudah Terserang Flu
Meskipun tubuh memiliki mekanisme untuk mengeluarkan partikel debu tersebut, namun jika terlalu banyak jumlahnya menjadi tidak akan sebanding dengan udara masuk.
Kondisi ini dapat menyebabkan penumpukan dan peradangan lokal di paru-paru. Orang-orang yang memiliki penyakit pernapasan pun bisa mengalami kekambuhan.
"Karena sangat kecil, setelah masuk ke paru-paru bisa berdifusi masuk ke pembuluh darah dan dapat beredar ke seluruh tubuh lalu menimbulkan serangan-serangan yang berkaitan dengan pembuluh darah, seperti serangan jantung dan stroke," ungkapnya.
Tak hanya itu, paparan PM2.5 berlebih juga bisa berdampak buruk pada ibu hamil. Sebab, penetrasi partikelnya ke dalam pembuluh darah juga bisa mengenai janin.
"Lalu jangka panjang bisa menyebabkan kanker paru-paru karena peradangan di paru," tambahnya.
Baca Juga: Demi Rekaman di Abbey Road, D'Masiv Rogoh Kocek Hingga Rp1 Miliar
Lalu, mengapa berolahraga di luar ruangan bisa membuat kita lebih terdampak?
Erlang menjelaskan, seseorang yang berolahraga menghirup udara jauh lebih banyak dari orang yang beraktivitas biasa.
Kondisi itu menyebabkan debu dengan PM2.5 yang terpapar ke paru-paru cenderung lebih banyak.
Untuk orang-orang yang beraktivitas di area dengan polusi udara tinggi, disarankan menggunaan masker jenis apapun untuk mengurangi paparan debu masuk ke paru-paru.
Sayangnya, hal ini sulit diberlakukan bagi orang-orang yang berolahraga karena dapat menurunkan performa olahraga.
"Pasti akan menurunkan performance karena oksigen yang masuk akan lebih kecil," kata dia. Bagi daerah-daerah lainnya yang sudah memiliki udara bersih, berolahraga di luar ruangan tentu akan memberi banyak manfaat.
Kondisi ini juga sebaiknya tidak dijadikan alasan untuk tidak berolahraga. Bagu warga Jabodetabek, bukan berarti olahraga di luar ruangan sama sekali tidak bisa dilakukan.
Piotr menyebutkan, setidaknya ada tiga tindakan pencegahan yang dapat diterapkan, yakni memeriksa kualitas udara di tempat tujuan olahraga, salah satunya menggunakan aplikasi Nafas.
Kemudian, perhatikan pengukuran PM2.5 di atas 100 pada area-area tujuan olahraga, dan Revisi kembali rencana olahragamu. Misalnya, dengan memperpendek durasi olahraga jika lokasinya sangat berpolusi, pindah lokasi olahraga atau memilih olahraga dalam ruangan.
Mengingat saat ini pandemi Covid-19 belum berakhir, ada baiknya Sahabat NOVA yang memutuskan berolahraga di luar rumah untuk memilih tempat yang sepi. Lakukan protokol mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M) saat berangkat atau pulang dari tempet olahraga.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul : Olahraga di Luar Ruangan Picu Sejumlah Penyakit, Kok Bisa?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nana Triana |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR