Beberapa permasalahan seperti kesenjangan remunerasi untuk pekerja laki-laki dan perempuan, ketidaksetaraan peluang bagi perempuan dan laki-laki dalam pengembangan karier profesional, bahkan pelecehan dan kekerasan seksual masih menjadi persoalan.
Selain itu, adalah beban ganda perempuan menghambat para perempuan untuk meraih peluang secara ekonomi.
Lebih lagi, hambatan tersebut tidak hanya datang dari perusahaan, namun juga dari karyawan perempuan itu sendiri yang merasa dilematis akibat terpengaruh oleh norma gender yang berlaku di masyarakat.
Baca Juga: Tentang Diskriminasi Gender, Indonesia Dukung Gerakan Global untuk Kesetaraan Upah
Pada Analisis Survei Perusahaan tahun 2018 oleh International Labour Organization (ILO) pada 300 hingga 400 perusahaan menunjukkan bahwa dua per tiga dari perusahaan yang menerapkan inisiatif keragaman gender (gender diversity initiative) memiliki dampak bisnis yang cenderung positif.
Lalu, laporan perusahaan konsultan manajemen asal AS, McKinsey & Company berjudul Women Matter: Time to Accelerate, bahkan menyebut bahwa kontribusi atau partisipasi angkatan kerja perempuan akan secara signifikan memengaruhi pertumbuhan ekonomi ke arah yang positif.
McKinsey menyebut, semakin tinggi kontribusi angkatan kerja perempuan, maka pertumbuhan ekonomi juga akan semakin tinggi.
Baca Juga: Tingkatkan Laba dan Produktivitas, Survei Sebut Keberagaman Gender di Tempat Kerja Berperan Besar
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR