Menakar tingkat akurasinya, laman Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat menuliskan, tes ini memiliki sensitivitas hingga 96 persen dalam mendeteksi antibodi reaktif.
Dengan begitu, salah deteksi akibat reaktivitas silang dari antibodi terhadap virus selain corona dapat diminimalisasi.
Serologi juga dapat mendeteksi infeksi virus corona baru yang terjadi 1-3 minggu sebelum tes.
Tes swab atau PCR
Mengutip pemberitaan Kompas.com (27/3/2020), tes swab adalah pemeriksaan infeksi virus corona baru dengan mengambil sampel berupa lendir di saluran pernapasan.
Virus corona menempel pada hidung atau tenggorokan bagian dalam saat masuk ke dalam tubuh. Oleh sebab itu, lendir diambil dari bagian tersebut.
Kemudian, sampel lendir dibawa ke laboratorium untuk kemudian diperiksa menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR). Hasil dapat diperoleh dalam waktu 12 jam atau beberapa hari. Harga yang dipatok untuk tes ini bisa mencapai Rp 2 jutaan.
Namun, tes dengan metode ini perlu dilakukan karena hingga saat ini WHO masih merekomendasikan tes swab sebagai yang paling akurat. Tes ini benar-benar mendeteksi apakah terdapat virus corona dalam tubuh seseorang.
Selain kesadaran untuk melakukan deteksi infeksi Covid-19 dengan tes, WHO juga menganjurkan untuk tetap disiplin melakukan protokol kesehatan. Memakai masker dengan cara yang dianjurkan, menjaga jarak aman, dan menjaga kebersihan tangan (3M) masih menjadi cara pencegahan mandiri yang efektif.
Penulis | : | Sheila Respati |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR