NOVA.id – Demi mengetahui status kesehatan pribadi dan mencegah penularan, kini banyak orang mulai sadar untuk melakukan tes Covid-19.
Tes juga menjadi pesyaratan untuk melakukan perjalanan ke luar kota dan kegiatan yang melibatkan banyak orang. Secara berkala, karyawan yang sudah mulai bekerja di kantor (work from office) pun perlu melakukan tes Covid-19.
Ada tiga jenis tes yang bisa dilakukan untuk mengetahui apakah Anda terjangkit Covid-19 atau tidak. Ketiga tes tersebut adalah rapid test, tes swab atau polymerase chain reaction (PCR), dan tes antibodi atau serologi.
Nah, ketiganya sebenarnya memiliki perbedaan, baik dari segi proses, sampel, dan keakuratan. Berikut penjelasannya.
Rapid test
Rapid test atau seringkali juga disebut tes antigen adalah metode pengetesan yang paling umum dilakukan masyarakat. Sebab, tes ini lebih ekonomis dari segi biaya yang dibutuhkan. Selain itu, hasilnya dapat diperoleh dalam hitungan menit.
Rapid test mengandalkan alat penguji cepat yang dapat dibeli secara bebas saat ini. Harganya berkisar dari Rp 200.000 hingga sekitar Rp 300.000.
Rapid test dilakukan layaknya memeriksa kadar gula darah. Tes ini memeriksa reaksi antibodi tubuh terhadap infeksi virus corona.
Tes ini kerap kali diandalkan untuk mendeteksi atau screening dini infeksi virus corona dalam tubuh seseorang. Meski demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menyarankan pengetesan Covid-19 dilakukan dengan metode ini karena hasilnya kurang akurat.
Serologi
Baik rapid test maupun serologi sama-sama mengetes reaksi antibodi tubuh terhadap virus. Perbedaannya, serologi dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas laboratorium.
Tes meliputi pengambilan sampel darah dan pengetesan sampel tersebut menggunakan alat-alat laboratorium. Oleh sebab itu, serologi tidak dapat dilakukan secara mandiri.
Menakar tingkat akurasinya, laman Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat menuliskan, tes ini memiliki sensitivitas hingga 96 persen dalam mendeteksi antibodi reaktif.
Dengan begitu, salah deteksi akibat reaktivitas silang dari antibodi terhadap virus selain corona dapat diminimalisasi.
Serologi juga dapat mendeteksi infeksi virus corona baru yang terjadi 1-3 minggu sebelum tes.
Tes swab atau PCR
Mengutip pemberitaan Kompas.com (27/3/2020), tes swab adalah pemeriksaan infeksi virus corona baru dengan mengambil sampel berupa lendir di saluran pernapasan.
Virus corona menempel pada hidung atau tenggorokan bagian dalam saat masuk ke dalam tubuh. Oleh sebab itu, lendir diambil dari bagian tersebut.
Kemudian, sampel lendir dibawa ke laboratorium untuk kemudian diperiksa menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR). Hasil dapat diperoleh dalam waktu 12 jam atau beberapa hari. Harga yang dipatok untuk tes ini bisa mencapai Rp 2 jutaan.
Namun, tes dengan metode ini perlu dilakukan karena hingga saat ini WHO masih merekomendasikan tes swab sebagai yang paling akurat. Tes ini benar-benar mendeteksi apakah terdapat virus corona dalam tubuh seseorang.
Selain kesadaran untuk melakukan deteksi infeksi Covid-19 dengan tes, WHO juga menganjurkan untuk tetap disiplin melakukan protokol kesehatan. Memakai masker dengan cara yang dianjurkan, menjaga jarak aman, dan menjaga kebersihan tangan (3M) masih menjadi cara pencegahan mandiri yang efektif.
Penulis | : | Sheila Respati |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR