“Di hidung ini, aliran udara lebih dari 75 persen terarah ke atap hidung. Di sana ada ujung-ujung saraf penciuman atau saraf penghidu,” Kata Delfitri seperti dikutip dari Kompas.com.
“Karena atap hidung kita ini melengkung, maka partikel-partikel yang terbawa akan terbentur dan menyangkut di sana,” lanjutnya.
Nah, kondisi ini yang membuat saraf penciuman terkena virus corona dan karena sifat virus merusak sel akan membuat peradangan dengan begitu membuat saraf penciuman terganggu dan berakibat hilangnya indra penciuman.
Baca Juga: Meski Pakai Masker, Berada di Kerumunan Tetap Berisiko Tinggi Paparan Covid-19
“Ini bisa temporer dan bisa juga permanen. Kalau sarafnya sudah mati, enggak bisa sembuh lagi,” jelasnya.
Sementara itu, hilangnya indra penciuman akibat pilek atau influenza disebabkan oleh peradangan pada selaput lendir di seluruh hidung.
Hal tersebut membuat hidung mampet dan tak bisa menghirup udara, "Karena radang, maka udara yang kita hirup tidak sampai ke atap rongga hidung tempat saraf itu, jadi dia nutup. Jadi partikel-partikel udara yang membawa bau itu tak bisa masuk, karena tertutup lubang hidung. Kalau mampetnya hilang, ya bisa mencium lagi karena sarafnya tidak terganggu,” kata dr. Delfitri.
Baca Juga: Panduan Aktivitas Fisik untuk Lansia agar Tetap Sehat dan Terhindar dari Covid-19
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR