Nova.id – Bandara Soekarno Hatta kedatangan tamu spesial, Minggu (06/12/11) lalu. Tamu itu bukanlah sosok artis atau pejabat, melainkan sebuah kotak berisi vaksin Sinovac, yang diharapkan dapat menanggulangi persebaran virus Covid-19.
Vaksin dari Sinovac tersebut hanya salah satu dari enam jenis vaksin yang akan ditetapkan untuk proses imunisasi massal.
Penetapan itu tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor H.K.01.07/Menkes/9860/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019, serta diteken oleh Menkes Terawan Agus Putranto pada Kamis (3/12/2020).
Meski begitu, vaksin yang sudah tersedia ini tetap harus melewati proses izin edar dan persetujuan penggunaan pada masa darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sebelum akhirnya bisa digunakan secara masal melalui imunisasi.
Baca Juga: Keren! 3 Musisi Indonesia Ini Raih Pengharagaan MAMA 2020, Siapa Saja?
Secara lengkap, berikut kandidat vaksin yang akan digunakan di Tanah Air.
Bio Farma
Guna menyelesaikan permasalahan Covid-19, pemerintah melakukan pengadaan vaksin melalui bantuan badan usaha milik negara (BUMN) Bio Farma. Dalam proses pengembangannya, terdapat dua jalur yang ditempuh untuk pengadaan vaksin ini.
Pertama, Bio Farma menjalin kerja sama dengan perusahaan vaksin asal China, Sinovac Biotech. Kedua, pemerintah melalui Bio Farma mengadakan vaksin Merah Putih, yang merupakan hasil kerja sama antara Bio Farma dan Lembaga Eijkman Institute.
AsraZeneca
Vaksin dibuat dari versi lemah virus flu biasa dari simpanse yang telah dimodifikasi agar tidak tumbuh pada manusia. Meski begitu, vaksin ini disebut memiliki respon imun yang kuat pada orang tua seperti dikutip dari laman Kompas.com, (6/12/2020).
Baca Juga: Vaksin Sinovac Sudah Tiba, Presiden Jokowi Minta Masyarakat Tetap Patuh Protokol Kesehatan
Uji coba yang dilakukan AstraZeneca dan Universitas Oxford bahkan menunjukan efektivitas rata-rata 70 persen. Vaksin AsraZeneca juga dianggap lebih mudah didistribusikan karena dapat disimpan melalui suhu ruang biasa.
Moderna
Pada Senin (31/11/2020), Moderna mengungkapkah bahwa mereka telah mengajukan izin penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 kepada regulator Amerika Serikat dan Eropa.
Perusahaan itu juga mengklaim efektivitas suntikan sebesar 94,5 persen dengan catatan keamanan yang tergolong baik. Moderna juga meyakini vaksin buatannya telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan BPOM AS (FDA) untuk penggunaan darurat.
Sinopharm
Menurut The Guardian, (20/11/2020) setidaknya hampir satu juta orang telah disuntik menggunakan vaksin Covid-19 buatan Sinopharm, di bawah izin penggunaan darurat.
Meski begitu, vaksin ini masih dalam tahap pengujian dan belum berhasil sepenuhnya, sehingga vaksin hanya digunakan oleh pejabat Tiongkok, pelajar, dan pekerja yang bepergian.
Meski begitu, pihak Sinopharm mengklaim individu yang melakukan vaksin telah melakukan perjalanan ke lebih dari 150 negara, dan belum ada kasus temuan infeksi hingga saat ini.
Sinopharm juga menjadi salah satu dari lima vaksin dari Tiongkok yang melakukan uji klinis di luar negeri.
Pada September 2020 lalu, Uni Emirat Arab menjadi negara pertama di luar China yang juga menyetujui penggunaan vaksin ini.
Pfizer and BioNTech
Dari hasil ujicoba pada 18 November lalu, kandidat vaksin Pfizer-BioNTech diklaim 95 persen efektif pada virus corona dan tidak menimbulkan risiko masalah keamanan.
Pfizer dan BioNTech juga telah mengajukan penggunaan darurat vaksin virus corona yang diproduksinya ke BPOM AS dan Eropa.
Baca Juga: Bantah Rumor Nikah Siri hingga Ditalak Cerai oleh Richard Kyle, Jessica Iskandar Bongkar Fakta Ini
Menurut kabar terbaru dari Reuters, Selasa (1/11/2020), Pfizer-BioNTech menyatakan vaksinnya dapat dipakai pada Desember ini di Eropa.
Penggunan vaksin juga akan dilakukan setelah pengajuan persetujuan penggunaan darurat Uni Eropa di setujui oleh European Medicines Agency (EMA).
Sinovac
Vaksin ini memakai versi non-infeksi dari virus corona untuk memicu respon imun, dengan nama kadidat vaksin CoronaVac. Pada November 2020, hasil uji Sinovac yang terbit di The Lancet menyebut, penggunaannya hanya menghasilkan respon imun yang moderat dengan tingkat antibodi tak lebih tinggi dari antibodi yang dihasilkan oleh pasien yang pulih dari Covid-19.
Menurut publikasi Science, vaksin ini juga mampu menghasilkan antibodi yang menetralkan 10 galur Sars-coV-2, ketika dilakukan tes pada monyet.
Melalui kedua tes tersebut, maka dapat dipastikan jika vaksin ini tergolong aman untuk tubuh. CoronaVac saat ini telah memasuki uji coba fase 3, dengan uji coba vaksin di Brasil, Indonesia, hingga Bangladesh.
Baca Juga: 4 Tips Diet ala Tya Ariestya, Berat Badan Turun 22 Kg dalam 4 Bulan
Meski keberadaan vaksin Sinovac sudah ada di Indonesia, bukan berarti protokol kesehatan menjadi melemah. Sebab, masih diperlukan waktu cukup lama agar vaksin bisa digunakan secara masif bagi masyarakat Indonesia.
Untuk itu, Sahabat Nova jangan lupa untuk terus disiplin menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan (3M) agar terhindar dari paparan virus selama berada di luar rumah.
Penulis | : | Content Marketing |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR