Hal itu masih jauh lebih baik ketimbang terinfeksi virus corona dan kemudian dirawat di rumah sakit, di mana pasien akan memerlukan perawatan intensif dan ventilator untuk bernapas.
Semakin banyak orang yang dapat mengalami gejala lebih ringan dan pulih di rumah, akan semakin sedikit beban pada sistem perawatan kesehatan dan paparan virus pada petugas kesehatan.
Baca Juga: Pevita Pearce Positif Covid-19, Ajak Netizen Patuhi Protokol Kesehatan Lewat Instagramnya
Protokol kesehetan mesti tetap dilakukan
Jadi, vaksin tidak 100 persen melindungi tubuh dari infeksi virus. Sehingga protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan tetap wajib dipraktikan.
Nantinya, akan lebih banyak data yang bisa menjadi petunjuk apakah orang yang mendapat vaksin dan tidak mengalami gejala Covid-19 masih bisa menularkan virus kepada orang lain atau tidak.
Namun hal itu belum diketahui, jadi para ahli mengingatkan pentingnya menerapkan kebiasaan yang sudah terbukti menghambat penyebaran Covid-19.
Baik Moderna dan Pfizer berencana mengajukan otorisasi untuk mulai mendistribusikan vaksin mereka. Setelah mendapat izin, butuh waktu bagi keduanya untuk mengirimkan vaksin ke rumah sakit, dokter, dan apotek.
Kedua perusahaan sudah mulai memproduksi vaksin, tetapi produksi tersebut masih belum memenuhi permintaan akan vaksin di tahun ini. Karena terbatas, pendistribusian vaksin dilakukan secara bertahap.
Proses pendistribusian vaksin dimulai dari kelompok berisiko tertinggi seperti petugas kesehatan dan pekerja garda depan lainnya, diikuti pekerja di sektor esensial seperti first responder dan aparat penegak hukum.
Kemudian, barulah orang lanjut usia dan orang dengan penyakit bawaan mendapat giliran diberi vaksinasi, dan seluruh populasi penduduk di dunia pada akhirnya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nana Triana |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR