NOVA.id – Pandemi covid-19 mengakibatkan dampak dalam berbagai sektor terutama sektor ekonomi.
Untuk mendorong pengembangan dan penguatan ekonomi tanah air, penggunaan produk dalam negeri dan pengembangan pariwisata daerah terus digencarkan.
Di Provinsi Jambi sendiri, ada kearifan lokal di antaranya berupa kerajinan kain batik serta tempat pariwisata yang sangat berpotensi dikembangkan seperti Candi Muaro Jambi.
Baca Juga: Kisah Bella Kartika Aprillia Populerkan Batik Belitung di Indonesia
Jambi merupakan salah satu kota penting dalam sejarah batik di Nusantara.
Batik Jambi dikenal memiliki corak dan warna dengan ciri khas tersendiri.
Kain batik dibawa dan diperkenalkan pertama kali di Jambi oleh Haji Muhibat yang berasal dari Jawa Tengah, pada tahun 1875.
Baca Juga: Softies Hadirkan Masker Motif Batik Mega Mendung Khas Cirebon yang Ciamik
Pada masa itu, batik hanya dipakai sebagai pakaian adat oleh kaum bangsawan dan raja Melayu Jambi.
Seiring berjalannya waktu, batik Jambi dikenakan oleh masyarakat luas.
Ragam hias Batik Jambi dipengaruhi oleh budaya India, Cina, dan Persia.
Corak Batik Jambi diambil dari ukiran rumah adat dan alam sekitar, termasuk flora dan fauna.
Baca Juga: Tampil Kasual dengan Pakai Batik, Kuncinya 1 Fashion Item Penting Ini
Pengaruh Islam terlihat pada ragam hias kaligrafi dan ornamen non figuratif, pengaruh India terlihat pada motif patola, dan pengaruh Cina terlihat pada bagian tumpal atau pinggiran kain batik.
Motif Batik Jambi yang terkenal antara lain Tampuk Manggis, Kapal Sanggat, Durian Pecah, Merak Ngeram, Angso Duo, Kuao Berhias, Riang-riang, Batanghari, Bungo Kaco Piring, Daun Keladi, Cendawan, Bunga Melati, Bunga Kopi, Kepak Lepas, Bungo Pauh, Keris Siginjai, dan Bungo Duren.
Batik Jambi didominasi oleh warna cenderung gelap seperti merah kecokelatan, kuning kemerahan, dan biru hasil pewarnaan alami yang memanfaatkan tumbuh-tumbuhan seperti kayu sepang, ramelang, lambato, dan nilo.
Baca Juga: Dari Jessica Alba hingga Siwon, Ini 6 Artis Mancanegara yang Pernah Pakai Batik Indonesia
View this post on Instagram
Candi Muaro Jambi merupakan destinasi wisata bersejarah yang menjadi unggulan Provinsi Jambi.
Kompleks candi ini merupakan situs purbakala terluas di Asia Tenggara dengan luas 3981 hektar.
Candi Muaro Jambi diperkirakan berasal dari abad-7 M dan diyakini sebagai salah satu pusat pengembangan agama Buddha di masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya.
Meskipun belum sepopuler candi lain di Pulau Jawa, situs purbakala yang telah didaftarkan dan masuk Warisan Dunia oleh UNESCO pada 2009 ini merupakan aset yang dapat dimanfaatkan di bidang ilmu pengetahuan, kebudayaan, pariwisata, dan ekonomi.
Mempertimbangkan besarnya potensi usaha produk fashion dan pariwisata di Provinsi Jambi tersebut, Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Jambi bersinergi dengan fashion designer Wignyo Rahadi menggelar peragaan busana virtual dengan menggunakan kain Batik Jambi di destinasi pariwisata Candi Muaro Jambi yang ditayangkan pada acara Webinar Wastra dan Kopi Jambi untuk Dunia pada tanggal 19 Desember 2020.
Material Batik Jambi buatan Rumah Batik Azimah dan Batik Jambi Maryana yang merupakan binaan Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Jambi dikreasikan oleh Designer Wignyo dalam koleksi busana berupa varian dress, rok, dan celana panjang yang dipadu cape dan outer dengan menonjolkan keindahan motif Batik Jambi, serta aksentuasi layer dan ornamen obi untuk menciptakan kesan dinamis.
Baca Juga: Dita Soedardjo Lelang Kebaya dan Batik Tunangan dengan Denny Sumargo
Elemen lain yang menjadi karakter rancangan Desainer Wignyo adalah material Batik Jambi tersebut diselaraskan dengan tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) yang menciptakan tampilan akhir yang berbeda.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR