NOVA.id - Sejumlah daerah di Kalimantan Selatan (Kalsel) terendam banjir pada beberapa hari terakhir.
Setidaknya 1.500 rumah warga di Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, Kalsel kebanjiran. Ketinggian air mencapai 2-3 meter.
Hujan deras yang merata selama beberapa hari terakhir diduga menjadi penyebab.
Baca Juga: Mulai Terjadi Genangan Air, Ini 5 Hal yang Harus Dilakukan Jika Wilayah Mulai Banjir
"Memang ada beberapa daerah yang dikepung banjir, tapi ada dua daerah yang terparah yang menjadi fokus kita," ujar Kepala Basarnas Banjarmasin Sunarto, dilansir dari pemberitaan Kompas.com, Selasa (12/1/2021).
Dua daerah terparah yang dimaksud Sunarto yaitu Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut.
Saat dikonfirmasi, Manager Kampanye Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalsel, M. Jefri Raharja menegaskan banjir tahun ini lebih parah daripada tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga: 3 Langkah untuk Pertolongan Pertama Handphone yang Terendam Banjir
"Iya, lebih parah dari 2020 kemarin. Hari ini (Kamis) terutama," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (14/1/2021).
Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Sahbirin Noor pun menaikkan status siaga darurat menjadi tanggap darurat.
Keputusan itu diambil setelah banjir melanda hampir seluruh wilayah Kalsel akibat tingginya intensitas hujan selama beberapa hari terakhir.
Baca Juga: Fenomena La Nina Mulai Nampak, Masyarakat Diminta Waspada Potensi Bencana Alam
"Sehubungan hal tersebut, saya atas nama Pemerintah Provinsi Kalsel dengan ini menyatakan bahwa kejadian yang dimaksud bencana alam menerapkan status siaga," ujar Sahbirin Noor dalam keterangan yang diterima, Jumat (15/1/2021). "
Untuk darurat bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan gelombang pasang menjadi status tanggap darurat," tambah dia.
Selain banjir, hujan juga menyebabkan tanah longsor di Desa Tungkaran, Kabupaten Tanah Laut. Akibatnya, satu orang dinyatakan hilang tertimbun.
Baca Juga: Jakarta Langganan Banjir Setiap Tahun, Benarkah karena Namanya?
"Betul ada warga setempat yang tertimbun longsor, satu orang," ujar AKP Adenan dalam keterangan yang diterima, Jumat.
"Kondisinya tidak memungkinkan untuk melakukan pencarian. Selain hujan masih terus turun, longsor juga masih berlangsung," jelasnya.
Dia pun mengimbau warga yang tempat tinggalnya berada di bawah bukit, agar segera mengungsi ke tempat yang aman karena ditakutkan akan terjadi longsor susulan.
Selain tanah longsor, banjir bahkan memutus Jalan Nasional Trans-Kalimantan di dua lokasi berbeda.
Jalur pertama yang terputus berada di Desa Gunung Raja, Kabupaten Tanah Laut, Kalsel. Jalur ini sudah terputus sejak beberapa hari lalu.
Jalur kedua berada di Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar, setelah jembatan penghubung ambles diterjang banjir pada, Kamis (14/1/2021) dini hari.
View this post on Instagram
Kedua jalur ini menghubungkan Provinsi Kalsel dengan Kalimantan Timur (Kaltim).
Pj Sekretaris Daerah Kalsel Roy Rizali Anwar mengatakan, saat ini telah dipersiapkan jalur alternatif melewati Kabupaten Tapin.
"Kondisi darurat tersebut untuk sementara jalur kita alihkan ke jalan hauling di Tapin," jelas Roy Rizali Anwar, saat dikonfirmasi, Kamis.
Sejauh ini belum diketahui nilai kerugian yang timbul akibat banjir selama sepekan di sebagian wilayah di Kalimantan Selatan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Rendra Fauzi, Senin (15/4/2013) di Banjarmasin mengatakan, sejauh ini masih dihitung berapa besar nilai kerugian materi yang timbul, baik dari lahan pertanian, perkebunan, maupun infrastruktur yang rusak.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store. (*)
KOMENTAR