Ketika kita makan setiap beberapa jam, tubuh akan menstimulasi pelepasan hormon insulin untuk mereduksi tingkat gula dalam darah.
Insulin membuat tubuh kita menyimpan lemak dan juga menjadi pemicu utama peradangan kronis.
Peradangan kronis tidak hanya membuat kita merasa lelah, tapi juga menurunkan kemampuan metabolisme tubuh dan membuat tubuh rentan terkena penyakit jantung, kanker dan diabetes.
Cobalah menerapkan pola makan teratur tiga kali makan besar sehari dengan jeda yang cukup di setiap jam makan.
Baca Juga: 7 Tips Mencukur Rambut Miss V agar Tidak Menimbulkan Rasa Gatal
Tak sedikit orang yang sengaja melewatkan sarapan dan makan siang supaya bisa mengasup banyak kalori untuk makan malam.
Terlalu ketat membatasi asupan kalori per hari berpotensi memperlambat metabolisme tubuh dan membuat usaha menurunkan berat badan semakin sulit.
Hal ini berbeda dengan intermittent fasting (IF) atau diet puasa yang diterapkan oleh banyak orang.
Ketika menerapkan IF, kita masih mengkonsumsi kalori harian namun mengkonsumsinya pada periode makan yang lebih pendek.
Misalnya, delapan jam (siang hingga Pukul 20.00). Saat tubuh berada pada fase berpuasa, tubuh menggunakan semua glukosa untuk energi, kemudian berpindah ke lemak.
Tingkat insulin juga terjaga tetap rendah. Hal ini akan memicu tubuh untuk menggunakan lemak yang tersimpan di tubuh sebagai "bahan bakar".
Baca Juga: Coba Dengarkan, Ini 6 Soundtrack Drakor Mr. Queen yang Hits Banget!
Penulis | : | Widyastuti |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR