NOVA.id – Dari data Riset Kesehatan Dasar 2018 (Riskesdas), 1 dari 3 anak balita di Indonesia mengalami anemia.
Sementara data lain menunjukkan bahwa lebih dari 40 persen balit di negara berkembang menderita anemia, 50-60% kasus anemia tersebut muncul karena kekurangan zat besi.
Kekurangan zat besi adalah kondisi ketika kadar ketersediaan zat besi dalam tubuh lebih sedikit dari kebutuhan harian.
Baca Juga: Nggak Kalah dari Kacang Hijau, Ini 4 Manfaat Bubur Ketan Hitam untuk Kesehatan
Kasus kekurangan zat besi terutama pada anak memiliki dampak jangka pendek maupun jangka panjang, misalnya gangguan pada perkembangan kognitif, motorik, sensorik serta perilaku dan emosi.
Terlebih saat anak memasuki usia sekolah, kekurangan zat besi akan berdampak pada kurangnya konsentrasi saat belajar, ketidakmampuan belajar, hingga perkembangan yang tertunda.
Dijelaskan Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, MPH, ahli Gizi Ibu dan Anak, zat besi adalah salah satu mikronutrien atau sering juga dikenal sebagai vitamin dan mineral yang sangat penting untuk mendukung kemampuan belajar anak.
Baca Juga: 5 Manfaat Buah Mangga untuk Ibu Hamil, Salah Satunya sebagai Sumber Zat Besi
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR