Para peneliti melakukan uji coba kontrol acak yaitu 10 sukarelawan perempuan dan 10 sukarelawan laki-laki sehat diberi makan malam pada jam 10 malam atau jam 6 malam.
Mereka biasanya tidur antara jam 10 malam sampai jam 1 malam, namun diminta tidur antara jam 11 malam sampai 7 pagi khusus untuk penelitian.
Makanan mereka berupa makronutrien yang terdiri dari 50 persen karbohidrat, 35 persen lemak dan 35 persen kkal harian.
Baca Juga: Hore! Sudah Bisa Berbelanja Lagi di AEON Mall, Asal Terapkan Hal Ini
Peserta penelitian dipantau sepanjang malam melalui pelacak yang mereka kenakan, scan lemak tubuh, pengambilan sampel darah per jam dan studi tidur.
Mereka juga diberikan makanan dengan label non-radioaktif untuk mengukur tingkat pembakaran lemak.
Hasilnya, ditemukan bahwa rata-rata, kadar glukosa puncak setelah makan malam sekitar 18% lebih tinggi, dan jumlah lemak yang terbakar semalam menurun sekitar 10% dibandingkan dengan makan malam sebelumnya.
Baca Juga: Selain Lezat, Ternyata Bubur Ketan Hitam Punya Manfaat Tak Terduga untuk Kesehatan Tubuh
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Alsabrina |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR