"Selama kita masih diberikan nyawa, ada ide kemauan dan keyakinan," ujar Dini.
Bukan cuma itu, Dini juga sering menemui kendala selama berbisnis. Terlebih, usaha yang dijalankan merupakan industri rumahan di mana pembuatan semua bahan baku dibuat secara home made alias langsung dibuat dengan tangan.
Ia mengembangkan fashion dari kain tradisional dan kain yang dicetak khusus dari gambar anak-anak autisme yang berkolaborasi dengan Dama Kara.
Baca Juga: Festival Pilih Lokal Aja: Pentingnya Peran Komunitas untuk Membangun Bisnis UMKM
Salah satu kendalanya adalah masalah warna dan corak motif pada pakaian.
"Pembuatannya sebenarnya yang paling lama prosesnya di pembuatan kain. Karena kan kainnya kan benar-benar tradisional ya. Cap, pembuatan, pengeringan, semuanya tradisional. Bahkan, pengeringannya masih menggunakan matahari."
"Pas diawal itu banyak kain yang reject karena kita sudah punya pedoman warnanya seperti apa. Ternyata faktor angin, faktor cahaya matahari itu pengaruh banget ke hasil warna."
Baca Juga: Rekomendasi Skincare untuk Rawat Kulit dan Kita Makin Pintar Atur Uang
Penulis | : | Alsabrina |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR