NOVA.id - Buah dan sayur mengandung beberapa nutrisi paling penting untuk kesehatan kita.
Tetapi sebuah penelitian dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menunjukkan bahwa hanya satu dari 10 orang dewasa yang mengonsumsi tiga porsi sayuran dan dua porsi buah-buahan yang direkomendasikan.
Jadi apa yang bisa terjadi jika kita kurang makan buah dan sayur? Dilansir dari The Healthy, berikut ini 7 efek kurang makan buah dan sayur.
Baca Juga: Ternyata Begini Cara Masak Sayur Bayam yang Tepat agar Nutrisinya Tetap Terjaga
1. Menyebabkan masalah pencernaan
Tanpa buah dan sayuran, kita lebih rentan terhadap penyakit pencernaan seperti sembelit, wasir, dan divertikulosis.
“Buah dan sayuran mengandung selulosa, yang meningkatkan berat feses, memudahkan pengeluaran, dan mengurangi waktu transit,” jelas Laura Moore, RD, ahli diet yang terdaftar di University of Texas Health Science Center di Houston School of Public Health.
Selain itu, buah dan sayur mengandung serat yang menurut Moore bisa membantu meringankan atau mencegah sembelit, menstimulasi otot-otot saluran gastrointestinal sehingga bisa mempertahankan kekuatannya dan menahan tonjolan keluar ke dalam kantong yang disebut divertikula, dan mengurangi tekanan pada usus bagian bawah, yang pada akhirnya mencegah wasir.
Sebuah studi dari Harvard Medical School menunjukkan bahwa pola makan tinggi serat, yang disediakan buah-buahan dan sayuran, mengurangi risiko divertikulitis.
Baca Juga: Sering Keliru, Ini Perbedaan Gerd dan Sakit Maag yang Serang Bagian Pencernaan
2. Risiko terkena kanker meningkat
Menurut American Institute for Cancer Research (AICR), tidak ada makanan yang dapat melindungi kita dari kanker — tetapi pola makan yang dipenuhi dengan makanan nabati dapat membantu menurunkan risiko kanker.
“Antioksidan seperti vitamin E, vitamin C, dan karotenoid dapat mengurangi risiko kanker dengan melindungi sel sehat dari radikal bebas,” kata Moore.
“Karotenoid — pigmen termasuk beta-karoten, yang dapat ditemukan dalam bayam, sayuran berdaun gelap lainnya, buah oranye tua, ubi jalar, labu, dan wortel — dapat melindungi kita dari kerusakan sel dan telah dikaitkan dengan tingkat kanker yang lebih rendah,” sambungnya.
Selain itu, mengonsumsi terlalu banyak lemak telah dikaitkan dengan kanker. Jadi mengganti makanan tidak sehat dengan diet tinggi buah-buahan dan sayuran akan menurunkan risiko kita terkena kanker.
Baca Juga: 6 Dampak Buruk Diet Tanpa Karbohidrat, Bisa Alami Sembelit Hingga Tingkatkan Risiko Kanker Usus
3. Berat badan bertambah
Jika kita tidak makan buah dan sayuran, kita mungkin malah mengonsumsi makanan berkalori tinggi dan berlemak tinggi.
Peneliti di Harvard T.H. Chan School of Public Health menemukan bahwa semakin banyak buah dan sayuran yang kita makan, semakin sedikit berat badan kita, kecuali sayuran kita makan sayuran bertemung bertepung (kentang, kacang polong, dan jagung).
“Seringkali diet yang mengandung makanan dengan kepadatan energi yang tinggi — yang berarti lebih banyak kalori per gram — menyebabkan makan berlebihan dan penambahan berat badan,” kata Moore.
“Buah dan sayur rendah kalori dan rendah kepadatan energinya. Oleh karena itu, seseorang dapat makan lebih banyak dan merasa lebih puas dengan lebih sedikit kalori," sambungnya.
Baca Juga: Tya Ariestya Sebut Sayur Bisa Ganggu Diet, Ini Penjelasan Dokter Gizi
4. Meningkatkan risiko diabetes
Karena penambahan berat badan dikaitkan dengan diabetes, kita mungkin meningkatkan risiko diabetes saat kita makan makanan berlemak, makanan olahan, bukan buah dan sayuran.
"Karena kelebihan berat badan adalah faktor risiko terpenting untuk diabetes mellitus tipe 2, penelitian telah menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi sayuran dan buah secara tidak langsung dapat mengurangi kejadian itu," kata Moore.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Diabetes Investigation menemukan bahwa makan lebih banyak produk — terutama sayuran berdaun hijau, beri, serta sayuran kuning dan silangan dikaitkan dengan risiko diabetes yang lebih rendah.
Baca Juga: Keputihan Berlebihan Bisa Jadi Pertanda Diabetes? Begini Penjelasannya
Selain itu, jika kita sudah menderita diabetes, Moore mengatakan mengatakan tidak makan buah dan sayuran dapat memperburuk keadaan.
Bagi penderita diabetes, mengkonsumsi karbohidrat seperti roti, nasi, pasta, dan atau makanan olahan dapat menyebabkan gula darah melonjak di luar kendali.
Dengan sayuran rendah karbohidrat seperti sayuran berdaun gelap, brokoli, kembang kol, tomat, terong, dan buah-buahan utuh dapat membantu mengatur kadar glukosa.
Baca Juga: Hangatkan Tubuh di Kala Musim Hujan dengan Resep Sup Makaroni
View this post on Instagram
5. Tekanan darah meningkat
Makan makanan yang tinggi natrium namun tidak mendapatkan cukup buah dan sayuran pasti akan meningkatkan tekanan darah.
Itulah mengapa kita perlu berfokus pada diet yang meningkatkan porsi produk, seperti diet Mediterania atau Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH). Pasalnya, diet itu dapat mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi, terutama pada orang yang sudah menderita hipertensi.
“Mengikuti diet tinggi buah dan sayuran, kaya nutrisi seperti kalium, kalsium, magnesium, dan rendah sodium, bisa membantu mengurangi sodium dalam makanan, sehingga menurunkan tekanan darah,” kata Moore.
Baca Juga: Tanpa Obat, Pengidap Hipertensi Bisa Turunkan Tekanan Darah Tinggi dengan DASH Diet, Apa Itu?
6. Meningkatkan risiko penyakit jantung
Karena bisa menurunkan tekanan darah, makan banyak buah dan sayuran juga dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.
Sebuah studi jangka panjang berskala besar yang diterbitkan dalam British Medical Journal menunjukkan bahwa orang menurunkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar 4 persen untuk setiap porsi buah dan sayuran yang mereka makan.
7. Meningkatkan risiko depresi
Para peneliti baru saja mulai melihat hubungan antara apa yang kita makan dan kesehatan mental kita.
Sebuah penelitian besar menemukan bahwa orang yang makan lebih banyak buah dan sayur cenderung menurunkan risiko terkena depresi.
Belum diketahui secara pasti mengapa buah dan sayuran memiliki efek perlindungan ini pada kesehatan mental, tetapi Moore mengatakan kekurangan nutrisi seperti asam pantotenat dan vitamin B6 mungkin bisa menjadi penyebab depresi pada mereka yang tidak cukup mengonsumsinya.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
KOMENTAR