“Kulit orang Indonesia kebanyakan memiliki tipe kulit Fitzpatrick IV dan V yang jarang terbakar bila kena matahari, akan tetapi mudah menggelap dan berisiko terjadi beberapa jenis pigmentasi kulit.”
Indonesia adalah negara tropis di Asia Tenggara dengan indeks paparan sinar UV tertinggi dan disinari matahari selama 12 jam setiap harinya.
Kondisi ini selain menguntungkan buat alam dan manusia, tapi juga memberikan dampak kurang baik terhadap kulit.
Baca Juga: Manfaat Perawatan 3 Detik dari Korea Selatan, Bisa Glowing dalam Waktu Singkat!
Pemahaman akan pentingnya penggunaan sunscreen untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari di Indonesia masih terbilang rendah dan kebanyakan masih beranggapan kalau kegunaannya hanya untuk melindungi kulit agar tidak terbakar dan menjadi gelap saat beraktivitas di luar ruangan.
Padahal terpapar sinar matahari tidak hanya bisa terjadi saat berada di luar ruangan, tapi sinar UV yang dipancarkan oleh matahari bisa menembus ke dalam ruangan melalui kaca yang terdapat pada bangunan.
Dokter Arini menambahkan, “Sinar matahari memiliki efek baik dan efek buruk, di satu sisi mengandung Vitamin D yang bagus bagi kulit serta merangsang hormon serotonin yaitu hormon yang bisa membuat mood menjadi lebih Bahagia.”
Baca Juga: Berdasarkan Jenisnya, Ini Waktu yang Tepat untuk Memotong Rambut
“Di sisi yang lain, mengandung sinar UVA yang dapat berpenetrasi ke dalam kulit dan berdampak buruk terhadap kulit apabila tidak terlindungi, seperti keriput, penuaan dini, kusam, kulit menggelap, dan bintik hitam.”
“Sebanyak 95%1 UVA dapat menjangkau ke permukaan bumi. Sedangkan paparan sinar UVB dapat mencapai bagian kulit bagian atas dan mengakibatkan kulit terbakar,” pungkasnya.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR