“Harapan kami, bisnis mereka bisa berjalan layaknya resto modern,” ujar Peter seraya mengisahkan usahanya berbagi pengalaman sebagai tukang cuci piring saat hidup di luar negeri agar warung-warung itu punya standar kebersihan tinggi.
Menjawab pertanyaan seputar problem penurunan bisnis, Peter menegaskan loyalty program adalah salah satu kunci sukses semua usaha termasuk bisnis berbasis social (sociopreneurship).
“Seorang pengusaha memang harus tergila-gila kepada pelanggannya. Sama seperti bisnis konvensional, agar konsumen datang kembali untuk membeli, langkah selanjutnya adalah customer service satisfaction. Untuk itu, alangkah baiknya kita membuat sebuah program loyalty, apakah dengan system membership, point reward, cashback dan lain-lain,” komentarnya.
Peter mencatat, konsumen Indonesia memiliki karakter khas yaitu suka dilayani dan diperhatikan.
Baca Juga: Jadi Jajanan Hits, Chocloud by Nadi Berawal dari Tugas Sekolah Anak
Oleh karena itu ia menyarankan agar selain terbuka dengan masukan pelanggan, kita juga ingat hal-hal sederhana seperti ingat nama mereka.
“Walaupun sederhana, hal itu penting karena mereka merasa dihargai. Karena itu kalau perlu pembawaan Anda yang seru dan rame ini dijadikan semacam SOP karena mudah menarik pelanggan,” sarannya.
Peter mengingatkan, para pemula bisnis tidak perlu berkecil hati.
“Cari kekuatan kita, apakah ada di harga, kualitas produk, servis, apa saja yang bikin unik. Selain itu kita juga harus terbuka terhadap review dan masukan dari pelanggan. Tanyakan kepada customer ada masukan apa,” ujarnya.
Baca Juga: 4 Kesalahan yang Tak Boleh Dilakukan oleh Seller E-Commerce Jika Ingin Bisnis Berkembang
Khusus untuk bisnis kuliner, Peter menekankan hal yang paling krusial adalah kualitas makanan.
“Kalau nggak enak, jangan harapkan bisnis bisa naik. Pastikan makanan benar-benar enak, hingga bikin orang ketagihan,“ tegasnya.
Begitupun, Peter mengingatkan bisnis tidak cukup diawali dengan passion dan skill. Sebelum mulai bisnis, seorang pemula mesti sudah mengetahui dulu apakah produknya cocok dengan daerah tersebut serta seberapa besar market size yang ia sasar.
Setelah tahap tersebut, ia juga harus melakukan mapping untuk memetakan siapa saja kompetitor yang sudah bermain di kolam tersebut.
“Banyak yang mulai bisnis tanpa memperhitungkan potensi pasar dan strategi, akhirnya putus di tengah jalan. Karena itu, selain memastikan ada target yang memang mau mengonsumsi produk kita, pastikan juga bahwa mereka mau membayar untuk mendapatkannya,” pungkasnya.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR