Ia juga menyertakan tangkapan layar yang memperlihatkan tagihan paylater dari Oktober 2020 hingga Mei 2021.
[askrl] gais..sumpah jangan coba coba aktifin paylater ???? menyesal ak ya Allah pic.twitter.com/xzPlXpgsaY
— Ask RL (@Askrlfess) May 29, 2021
Pengalaman tersebut bisa dibilang merupakan contoh dari banyaknya kasus yang mengalami jeratan utang karena pay later.
Dikutip dari Kompas.com, Alexander Adrianto Tjahyadi, Audit and Assurance Partner Grant Thornton Indonesia mengatakan bahwa kita perlu memahami fitur pay later terlebih dahulu agar bisa terhindar dari cicilan yang melilit.
"Jika digunakan dengan hati-hati tentunya fitur pembayaran ini mampu mendorong peningkatan inklusi keuangan Indonesia," tambahnya dalam keterangannya, Jumat (27/09/2019).
Grant Thornton juga merangkum 5 risiko penggunaan pay later yang perlu dipahami, yuk simak!
Baca Juga: Begini Cara Membedakan Pinjaman Online Terpercaya dengan Pinjol Bodong
1. Perilaku konsumtif berlebihan
Penggunaan pay later bisa memberikan dorongan belanja impulsif secara tidak sadar.
Jika seperti itu, seringkali kita membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Baca Juga: Rekomendasi Pay Later untuk Membeli Produk Lengkap MAP, Seperti Apa?
Source | : | Kompas.com,Twitter |
Penulis | : | Presi |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR