Menurutnya, mungkin saja, para pembuat tabir surya tanpa sadar menggunakan pelarut yang terkontaminasi di dalam beberapa produk mereka.
"Dalam kasus ini tampaknya benar-benar menjadi masalah kontaminan manufaktur, bukan masalah inheren dengan tabir surya," ungkap dia.
"Tapi karena orang-orang masih harus terus menggunakan tabir surya, maka pesan ini penting untuk disebarkan," tandasnya.
Baca Juga: Rasakan Manfaat DNA Salmon untuk Kecantikan Kulit Kita dengan Cara Ini
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Berita yang lebih lengkap dan dalam ada di Tabloid NOVA. Belinya enggak repot, kok.
Sahabat NOVA bisa pilih langganan di Grid Store, atau baca versi elektroniknya (e-magz) di Gramedia.com, MyEdisi, atau Majalah.id.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ratih |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR