NOVA.id – Pola pengasuhan anak yang tepat khusus di usia rentan 6-14 tahun, saat anak berada pada fase transisi dan pencarian jati diri, sangat dibutuhkan peran aktif orang tua.
Pendampingan orang tua sangat diperlukan guna mendampingi anak hingga tumbuh menjadi pribadi lebih baik dalam segi fisik maupun mentalnya dengan kesabaran ekstra serta edukasi dan komunikasi yang baik.
ChildFund International di Indonesia berkolaborasi dengan Yayasan Pembinaan Sosial Katolik-Lembaga Dana Atmaja (YPSK-LDA) memperkenalkan Program Pengasuhan Positif (Positive Parenting) untuk menjawab kebutuhan orang tua yang sering kesulitan dalam melakukan pendampingan dan edukasi kepada anak.
Baca Juga: Anak Tumbuh Cerdas, Susu Organik Kini Jadi Pilihan Mama Muda
“Sejak Januari 2017, ChildFund dan YPSK-LDA telah menjalankan Program Pengasuhan Positif (Positive Parenting) di wilayah dampingan YPSK-LDA di Lampung, Sumatera Selatan,” jelas Candra Dethan, Partnership Portfolio Manager ChildFund, Rabu (2/6).
Secara sederhana, Pengasuhan Positif dapat dijelaskan sebagai pengasuhan yang berfokus pada pembentukan interaksi positif antara orang tua dan anak, serta menekankan pada pengasuhan yang tulus, bukan pengasuhan yang sempurna.
Program Pengasuhan Positif (Positive Parenting) diperuntukkan untuk orang tua dan anak usia sekolah, yang merupakan salah satu periode dimana seringkali terjadi anak mulai berkonflik dengan orang tua.
Pola pengasuhan anak yang tepat khusus di usia rentan, 6-14 tahun, saat anak berada pada fase transisi dan pencarian jati diri, sangat dibutuhkan peran aktif orang tua.
Pendampingan orang tua sangat diperlukan guna mendampingi anak hingga tumbuh menjadi pribadi lebih baik dalam segi fisik maupun mentalnya dengan kesabaran ekstra serta edukasi dan komunikasi yang baik.
Lebih lanjut diungkapkan, Pengasuhan Positif bertumpu pada dua keterampilan utama yaitu komunikasi efektif (saling memahami situasi dan kondisi orang tua dan anak) serta disiplin positif (membentuk perilaku anak tanpa kekerasan).
Baca Juga: Untuk Orang Tua, Lebih Baik Ajarkan Anak Remaja Pacaran Sehat daripada Melarangnya
Salah satu contohnya adalah seringkali dalam keluarga orang tua hanya mau didengar, kurang mau mendengar anak atas nama semua demi kebaikan anak.
Kondisi ini yang diubah dengan kemampuan mendengarkan aktif, bagaimana orang tua berlatih untuk mendengarkan suara anak dan mencapai kompromi.
Contoh lainnya adalah bagaimana sikap orang tua cenderung mengatur anak dengan melarang, berkata “jangan”, yang semua itu justru akan membuat anak bingung tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Baca Juga: 7 Tips Mendidik Anak agar Mandiri dan Percaya Diri, Cari Tahu di Sini!
View this post on Instagram
Jadi dengan disiplin dan orang tua, dengan disiplin positif, orang tua berlatih membuat aturan positif, yaitu menyampaikan langsung apa yang orang tua ingin anak lakukan. Contohnya, dibandingkan mengatakan “jangan bertengkar” orang tua dapat mengganti dengan kata "sayangi adikmu".
Dalam kesempatan sama Agustinus Subagiyo, Koordinator Program YPSK-LDA mengungkapkan bahwa selama tiga tahun, lebih dari 1.500 orang (anak dan orang tua) telah menerima manfaat program Pengasuhan Positif di wilayah Lampung.
Program ini sudah direplikasi ke wilayah desa lain serta mampu disinergikan ke dalam program desa serta mendapatkan alokasi anggaran dari pemerintah desa.
“Program Pengasuhan Positif kami mampu mengadvokasi pemerintah lokal dalam memberikan dukungan penuh kepada masyarakat,” paparnya.
Program ini diinisiasi untuk membuat perubahan pada pola asuh orang tua terhadap anak, dengan metode Pengasuhan Positif.
Dengan adanya replikasi program melalui anggaran desa, akan memperluas jangkauan masyarakat yang menerima manfaat program pengasuhan positif ini.
Baca Juga: Nana Mirdad Berikan Tips Parenting untuk Orang Tua Soal Memuji Si Kecil: Harus Banyak Evaluasi Diri
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR