NOVA.id - Merek pakaian dalam Victoria's Secret melakukan rebranding usai dianggap tidak memperhatikan keberagaman maupun kenyamanan konsumennya.
Diketahui, popularitas Victoria's Secret meredup beberapa tahun belakangan ini.
Kejayaan Victoria's Secret menurun seiring dengan perubahan tren dalam dunia kecantikan dan fashion.
Baca Juga: Peragaan Busana Bergengsi Victoria's Secret Show 2019 Resmi Batal, Ada Apa?
Pasalnya, Victoria's Secret dinilai ketinggalan zaman karena menjual konsep keseksian yang tidak relevan dengan keadaan saat ini.
Dikutip dari Kompas.com, para bidadari Victoria's Secret seringkali dianggap sebagai impian terbesar banyak perempuan untuk memiliki kaki jenjang, perut rata dan bentuk tubuh yang aduhai.
Namun, anggapan tentang perempuan itu kini dinilai hanya untuk memuaskan ego pria dan berpengaruh buruk pada penerimaan perempuan akan tubuhnya.
Kini, dunia lebih menyukai konsep real beauty yang tak terbatas pada semua bentuk tubuh, warna kulit, ras, dan sebagainya.
Menyadari masalah itu, Victoria's Secret pun membuat gebrakan baru.
Brand ini pun menunjuk tujuh perempuan inspiratif yang sebagai brand ambassador sekaligus muse-nya.
Baca Juga: Para Model Plus Size Ini Boikot Victoria's Secret, Apa Alasannya?
Jika dahulu hanya berfokus pada penampilan, kini dipilih perempuan yang dikenal karena prestasinya.
Tujuh nama yang telah dipilih antara lain aktris Priyanka Chopra Jonas, model transgender Valentina Sampaio, bintang sepak bola Megan Rapinoe, pemain manda de Cadenet, dan model ski gaya bebas Eileen Gu, model dan advokat Paloma Essler, jurnalis dan fotografer Adan pengungsi Sudan Selatan Adut Akech.
Para perempuan inspiratif ini disebut sebagai VS Collective, menggantikan VS Angel yang selama ini dikenal sebagai reprentatif produk pakaian dalam ini.
Baca Juga: Tajir Melintir, Pria Ini Sewa Mall Demi Lamar Model Victoria's Secret
Lihat postingan ini di Instagram
Tak hanya sebagai model dan mempromosikan produk, mereka juga akan menciptakan produk yang lebih inkusif termasuk dalam soal ukuran, bahan dan tipe.
Dengan berbagai latar belakang dan kemampuan yang berbeda, ketujuh perempuan ini akan berkolaborasi menciptakan produk dan kampanye yang sesuai dengan isu pemberdayaan perempuan.
"Ketika dunia berubah, kami terlalu lambat untuk merespons namun kita harus berhenti menjadi tentang apa yang diinginkan pria dan menjadi tentang apa yang diinginkan perempuan," ujar Chief Executive VS, Martin Waters.
Baca Juga: Seberapa Sering Perempuan Harus Mencuci Bra? Ini Penjelasan Ahli
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Presi |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR