NOVA.id – Tak terasa, Indonesia telah menghadapi pandemi Covid-19 selama lebih dari satu tahun. Pandemi membuat banyak kebiasaan-kebiasaan baru muncul di tengah masyarakat.
Sebut saja, pemberlakuan social distancing untuk mencegah risiko penularan virus corona. Skema bekerja dari rumah (WFH) dan sekolah daring pun marak dilakukan. Selain itu, menerapkan protokol kesehatan menjadi sebuah kewajiban.
Awalnya, semua kebiasaan baru tersebut mungkin terasa asing bagi masyarakat. Namun, kini tampaknya masyarakat mulai bisa menerima dan beradaptasi dengan hal-hal tersebut.
Meski demikian, bukan berarti pandemi bisa dianggap sebagai sesuatu yang sudah biasa. Pandemi masih belum usai dan perlu ditangani secara serius.
Baca Juga: Pandemi Tak Surutkan Perjuangan Pelaku Fashion Lokal, Ini Buktinya
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, total kasus positif Covid-19 di dunia saat ini mencapai lebih dari 173 juta kasus dengan angka kematian lebih dari 3,7 juta jiwa.
Bahkan, di negara-negara Asia Tenggara menurut terminologi WHO, di mana Indonesia menjadi salah satunya, kasus positif mengalami kenaikan tertinggi sebesar 19 persen.
Meski demikian, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) Airlangga Hartarto menyebut, penambahan kasus Covid-19 di Indonesia masih terkendali dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia.
“Di Malaysia misalnya, (terdapat) 1.607 (kasus) per 1 juta penduduk yang terkonfirmasi Covid-19. Indonesia relatif lebih baik, (yaitu) 147 (kasus) per 1 juta penduduk,” ungkapnya dikutip dari Kompas.com, Senin (7/6/2021).
Baca Juga: Ini yang Harus Diperhatikan untuk Jaga Kesehatan Anak di Masa Pandemi
Saat ini, pemerintah Indonesia pun tengah mengupayakan pendistribusian vaksin agar bisa terlaksana secara optimal dan merata ke seluruh masyarakat Indonesia. Untuk diketahui, program vaksin telah dilaksanakan sejak Rabu (13/1/2021).
Namun, Airlangga mengimbau masyarakat untuk tidak lengah dan tetap waspada akan risiko tertular Covid-19. Sebab, vaksin bukanlah obat, melainkan pendorong kekebalan tubuh agar terhindar dari risiko penularan atau risiko gejala Covid-19 yang berat.
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR