NOVA.id – Bagi sebagian besar orang, vitiligo merupakan penyakit yang tidak familiar.
Vitiligo merupakan suatu penyakit depigmentasi didapat pada kulit, membran mukosa, dan rambut yang memiliki karakteristik lesi khas berupa makula berwarna putih susu (depigmentasi) dengan batas jelas dan bertambah besar secara progresif akibat hilangnya melanosit fungsional.
Terjadinya Vitiligo disebabkan oleh matinya sel melanosit yang bertugas memproduksi warna pada kulit.
Baca Juga: Cara Mengenali 7 Penyakit Kulit yang Bisa Tertular dari Hubungan Intim
Penyebab matinya sel tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti genetik atau keturunan, penyakit autoimun, dan faktor eksternal seperti terbakar sinar matahari, atau bahan kimia.
Pada kasus Vitiligo, bila gejala awal dapat terdeteksi dan segera mendapatkan penanganan yang tepat, penyakit ini dapat dicegah untuk berkembang pada tubuh penderita.
Prevalensi global Vitiligo yaitu sekitar 0.5%-2%, tidak berbeda dengan prevalensi di Indonesia.
Baca Juga: Jangan Remehkan, 5 Kebiasaan Sederhana Ini Ternyata Bisa Percepat Penyembuhan Panu
Populasi laki-laki dan perempuan yang mengalami penyakit ini seimbang, namun pada pasien perempuan dan kasus vitiligo pada anak masalah psikososial lebih terlihat dan menjadi masalah.
Indonesia melalui Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) atau INSDV (Indonesian Society Dermatologyand Venereology) mendapat kesempatan menjadi penyelenggara kegiatan World Vitiligo Day yang ke-11.
Acara ini akan diadakan pada 25 Juni 2021, dengan mengusung tema Embracing life with Vitiligo.
Baca Juga: Begini Caranya Menjaga Kulit Sehat dan Lembap Selama Pandemi Covid-19
Dalam acara ini juga akan hadir peserta dokter, psikolog, dan semua pasien serta keluarga dan masyarakat yang peduli terhadap penyakit kulit yang hampir terlupakan ini.
Setiap tahun di bulan Juni, Vitiligo Research Foundation (VRF) yang dibentuk sejak tahun 2011, melakukan kegiatan sosial dan menunjuk berbagai negara sebagai penyelenggara.
Kondisi pandemi Covid-19 tidak menyurutkan VRF utk tetap membuat acara besar secara virtual dan dapat diikuti oleh dokter, tenaga kesehatan lainnya, psikolog, pasien, keluarga, serta masyarakat dengan tujuan untuk membawa penyakit kulit ini ke mata publik dan tetap terperhatikan sama seperti masalah kesehatan lainnya.
Baca Juga: Jaga Eksistensi, Salep 88 Raih Penghargaan Superbrands Awards
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia ini, diketuai oleh Dr. Srie Prihianti Gondokaryono, SpKK(K), PhD sebagai Honorary President of WVD 2021, dan mendapatkan dukungan penuh dari Ketua Umum PERDOSKI yaitu DR. Dr. M. Yulianto Listiawan, SpKK(K) serta panitia pendukung lainnya.
Rangkaian kegiatan yang telah diselenggarakan selama bulan Juni 2021 ini meliputi 3 sesi Instagram Live di platform media sosial perdoski.id.
Diselenggarakan juga dua kompetisi yaitu lomba video inspirasi (untuk pasien Vitiligo) dan lomba Tik Tok untuk edukasi, akan dipilih pemenang dan akan diumumkan pada acara utama serta Twibbon campaign WVD 2021 selama 1 minggu.
Baca Juga: Duh! Ternyata Diabetes Bisa Picu Penyakit Lain, Apa Saja?
Kegiatan utama peringatan WVD diadakan pada 25 Juni 2021, pukul 15.00 - 17.30 WIB.
Pembicara Internasional adalah Prof. Dr. Torello Lotti , MD, FRCP yang merupakan President Executive Scientific Committee VRF Italy dan Prof. Yan Valle, MSc sebagai CEO Vitiligo Research Foundation.
Kedua pembicara akan live dari Italia dan New York, dan akan tersambung dengan pembicara dari Indonesia Dr. Reiva Farah Dwiyana, MD,PhD , dokter SpKK yang merupakan pakar nasional Vitiligo serta Sali Rahadi Asih, MSi, MGPCC, PhD, psikolog klinis.
Dr. Srie Prihianti Gondokaryono, SpKK(K), PhD, FINSDV, FAADV selaku Honorary President of WVD 2021 menyampaikan terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan World Vitiligo Day Sedunia tahun ini merupakan suatu kehormatan yang luar biasa.
Baca Juga: Baru Berusia 28 Wajah Model Ini Sudah Seperti Nenek-Nenek karena Penyakit Langka Sungguh Pilu!
Kegiatan ini dapat memberikan fokus perhatian terhadap situasi dan tantangan Vitiligo di Indonesia dari semua pihak terkait secara nasional maupun internasional baik secara ilmiah maupun sosial.
Kesempatan ini juga digunakan untuk membangun VitiHOPE, suatu wadah support group untuk pasien vitiligo di Indonesia.
Diharapkan kesempatan ini bisa menjadi awal kolaborasi jangka panjang dengan berbagai organisaasi di dalam maupun luar negeri demi meningkatkan kualitas hidup pasien-pasien vitiligo di Indonesia.
Baca Juga: 5 Cara Sederhana Agar Terlihat 10 Tahun Lebih Muda Menurut Dermatologi
Dr. Reiva Farah Dwiyana, SpKK(K), PhD, FINSDV, FAADV yang juga sebagai pengurus PERDOSKI dan staf pengajar di Departemen Dermatologi dan Venereologi FK UNPAD ini menyatakan bahwa salah satu kampanye yang akan digelorakan kepada pasien-pasien Vitiligo agar tetap optimis adalah dare to bare atau berani untuk menunjukkan Vitiligonya, bukan ditutupi dengan make up atau baju.
Suatu langkah yang kontroversial karena dalam menerima kenyataan Vitiligo sangat sulit, apalagi bila menunjukkannya.
Namun dengan acceptance dan embrace Vitiligo dengan penuh ikhlas, akan menumbuhkan rasa percaya diri untuk terus berusaha, beriktiar secara medis, psikologis, dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Baca Juga: Rekomendasi Produk Skincare Lokal yang Tepat Sesuai Keunikan Kulit
View this post on Instagram
Dengan demikian, akan tumbuh rasa self-love, menerima kondisi tubuh apa adanya dan berteman dengan Vitiligo, lalu diharapkan para pasien akan lebih produktif, sehat jasmani, dan terjadi repigmentasi spontan akibat menurunnya kadar oksidan di dalam tubuh.
Selain itu akan dibahas pula hal-hal yang dapat dilakukan oleh keluarga dan lingkungan dalam memberikan dukungan untuk pasien Vitiligo.
Sali Rahadi Asih MSi, MGPCC, PhD, yang merupakan staf pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia juga menyampaikan bahwa vitiligo adalah penyakit kronis yang dapat membawa dampak bagi kondisi mental pasien dan juga orang-orang terdekat.
Baca Juga: Rekomendasi Skincare Lokal yang Mengandalkan Bahan Alami untuk Kulit
Rasa malu, cemas, bahkan depresi tidak luput dirasakan oleh pasien Vitiligo dan anggota keluarganya.
Prof. Yan Valle, MSc., CEO Vitiligo Research Foundation, menyampaikan, “World Vitiligo Day adalah event yang besar dan semakin besar setiap tahunnya.”
“Covid-19 mungkin mengubah beberapa hal tahun ini, tapi acara ini tetap menjadi momen besar, merayakan apa yang telah kita capai dan memberi cahaya terutama bagi jutaan orang yang menderita akibat adanya kurang pemahaman akibat penyakit ini,” jelasnya.
Baca Juga: Sarung Bantal Sutra Mulberry ala Sultan, Bikin Kulit dan Rambut Halus
PERDOSKI berharap dengan terselenggaranya acara ini dapat meningkatkan pengetahuan sejawat dokter dan tenaga kesehatan lainnya mengenai penyakit yang hampir tidak terperhatikan ini.
Selain itu, untuk meningkatkan awareness masyarakat luas bagaimana cara perawatan kulitnya serta membangun community empowerment sehingga membantu pasien meningkatkan kualitas hidupnya.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR