Seiring kebijakan pemerintah pada tahun 1960, yang mengharuskan setiap usaha memakai nama Indonesia, maka buyutnya Aldi saat itu memutuskan mengganti nama warungnya menjadi Warung Kopi Purnama.
“Kami tetap menjaga resep asli, kualitas, hingga suasana hiruk pikuk kekeluargaan (di warung tersebut).
Bangunan, kursi, meja yang asli dari zaman dahulu memberikan kesan dan kenangan tersendiri,” kata Aldi.
Baca Juga: Rekomendasi Kuliner Lokal: 4 Kedai Ketoprak Populer di Jakarta
Menu Tiga Budaya
Tak hanya bentuk bangunan yang khas, Warung Kopi Purnama juga memiliki konsep hidangan menu yang dipengaruhi dari tiga budaya.
“Konsepnya itu peranakan. Jadi campuran etnis, kalau di Malaysia disebutnya Baba-Nyonya, jadi Chinese dan Melayu. Campuran dua budaya, plus ada Belandanya. Kan, kita dijajah Belanda juga,” kata Aldi.
Aldi menyebut menu yang disajikan memang dipengaruhi dari tiga budaya, yaitu Tionghoa, Indonesia, dan Belanda.
Baca Juga: Viral, Croffle Rekomendasi Makanan Lokal Kekinian Ini Patut Dicoba
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR