NOVA.id - World Health Organization (WHO) menyebut terjatuh merupakan salah satu kecelakaan paling sering dialami anak-anak.
Nah, di masa pandemi seperti saat ini anak banyak menghabiskan waktunya di rumah.
Sehingga risiko terjadinya luka saat mereka di rumah pun semakin meningkat.
Baca Juga: Agar Anak Terhindar dari Covid-19, Cukupi Kebutuhan Nutrisinya
Sementara di sisi lain, banyak orangtua yang belum memahami pentingnya penanganan luka yang tepat bagi anak.
Jika tidak ditangani dengan baik, luka akibat terjatuh bisa menimbulkan infeksi, bahkan menyebabkan trauma dan menghambat anak untuk tumbuh dan berkembang optimal.
Untuk itu, Hansaplast menguatkan komitmennya melindungi keluarga Indonesia dengan meluncurkan Hansaplast Plester dengan bacteria shield.
Baca Juga: Rekomendasi Tempat Layanan Konsultasi Masalah Kesehatan Anak
Plester dengan bacteria shield merupakan generasi terbaru dari plester perawatan luka di Indonesia.
Seluruh rangkaian plester Hansaplast yang dilengkapi dengan bacteria shield telah teruji klinis dapat menghalang kotoran dan bakteri.
Sehingga mampu memberikan perlindungan optimum dan kondisi yang ideal untuk proses penyembuhan tanpa risiko komplikasi.
Baca Juga: Jangan Panik, Lakukan ini Bila Si Kecil Sakit di Masa Pandemi
“Luka, sekecil apapun dapat mengganggu aktivitas, terutama bila tidak ditangani dengan baik, karena berisiko infeksi berlanjut dan trauma pada anak,” kata Dr. Christopher Vierhaus, Marketing Director Hansaplast.
Selain menghadirkan teknologi Bacteria Shield, Hansaplast juga mengadakan program edukasi Anak Siaga Hansaplast.
Edukasi dikemas sedemikian rupa agar orangtua lebih tahu mengenai luka dengan cara yang seru dan menyenangkan bersama antara orangtua dan anak.
Baca Juga: Ini yang Harus Diperhatikan untuk Jaga Kesehatan Anak di Masa Pandemi
Salah satunya dengan menggandeng story teller ternama Indonesia, Kak Ria Enes dan Susan, serta Kak Bonchie Yoska Sudrajat.
Hansaplast mengajak orangtua dan anak Indonesia memahami seluk-beluk luka, mulai dari apa itu luka dan jenis-jenis luka.
Termasuk mengetahui cara menguasai keadaan yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan, sehingga orangtua maupun anak dapat melakukan langkah pertolongan pertama pada luka secara tepat.
Baca Juga: Cara Cegah Obesitas pada Anak karena di Rumah Aja Selama Pandemi
“Saat terjadi insiden, poin terpenting yang justru paling sering dilupakan oleh orangtua adalah tetap tenang dan tidak panik,” kata Kak Ria Enes.
Agar anak tumbuh jadi pribadi yang tidak mudah panik, saat terjadi luka, orangtua sebaiknya tidak melarang anak menangis, melainkan mencoba menenangkan dengan cara meyakinkan bahwa papa dan mama ada bersamanya.
“Dengan sikap tenang, akan lebih mudah untuk fokus pada langkah yang seharusnya dilakukan untuk menangani luka sesuai dengan jenisnya,” Kak Ria Enes menjelaskan.
Baca Juga: Jangan Langsung Panik! Ini Penanganan Pertama Saat Anak Muntah
Berikut ini 3 langkah mudah pertolongan pertama yang dapat diikuti orangtua saat anak mengalami luka ringan di rumah:
1. Bersihkan
Bersihkan luka dari kotoran untuk mencegah infeksi. Gunakan Hansaplast Spray Antiseptik yang dilengkapi Polyhexamethylene (PHMB) yang dapat mengobati luka tanpa rasa perih.
2. Lindungi
Lindungi luka dari kotoran dan bakteri untuk mencegah infeksi.
Baca Juga: Anak Muntah Bisa Jadi Pertanda Gegar Otak, Ini Penjelasannya
Gunakan Plester Hansaplast dengan Bacteria Shield yang telah teruji secara klinis dapat melindungi luka dari kotoran dan bakteri penyebab infeksi.
3. Sembuhkan
Setelah luka mulai mengering, rawat luka dengan Hansaplast Salep Luka untuk mencegah bekas luka.
“Kami berharap, program Anak Siaga Hansaplast ini dapat menyadarkan orangtua akan pentingnya memahami tata cara penanganan luka pada anak,” kata Christopher.
View this post on Instagram
Terutama di saat pandemi seperti sekarang ini, di mana anak banyak menghabiskan waktunya di rumah.
Bila orangtua memiliki kemampuan cukup membantu menangani luka ringan yang terjadi di rumah, diharapkan dapat menurunkan risiko infeksi.
“Anak-anak dapat lebih tenang dan nyaman menjalankan kegiatan eksplorasi belajar dan bermain yang butuhkan untuk tumbuh dan berkembang optimal,” tutup Dr. Christopher Vierhaus.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Yunus |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR