Saat itu ia hanya diizinkan membeli satu pakaian sekali dalam satu tahun, yaitu saat Idul Fitri.
Barulah ketika usianya sembilan tahun, ia dan keluarganya berpindah ke Norwegia.
Di Norwegia, Rawdah dan keluarganya ditempatkan di sebuah kota dengan populasi 2.000 orang, di mana kebanyakan anak-anak di sana belum pernah melihat orang kulit hitam sebelumnya.
Baca Juga: Inspiratif! Perempuan Rela Habiskan Waktunya untuk Selamatkan Hewan-Hewan
"Ketika saya mencuci tangan, semua orang berkumpul untuk melihat apakah warna saya akan hilang," tutur Rawdah menceritakan kisah masa kecilnya di Norwegia.
Rawdah juga menghadapi bullying berkali-kali karena hijabnya.
Dia menceritakan saat di kelas orang-orang mencoba merobek jilbabnya, sementara guru menyita jilbabnya.
Baca Juga: 5 Atlet Perempuan dengan Medali Terbanyak di Olimpiade Tokyo
View this post on Instagram
Penulis | : | Septirini Sekar Nusantari |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR