“Jika pasien minum obat penurun panas, maka demam akan turun namun tidak lama kemudian demam akan naik lagi. Jadi demam pada demam berdarah itu sulit diturunkan dengan obat turun panas."
"Pasien akan banyak berkeringat karena efek samping dari obat turun panas tersebut dia berusaha menurunkan panas tapi di satu sisi penyebab demam nya ada terus di dalam darah,” kata Erni pada Konferensi Pers Asen Dengue Day 2021 secara virtual, Kamis (10/06) dikutip dari laman resmi Kemenkes RI.
Hal ini berbeda dengan demam yang terjadi pada penderita covid-19.
Baca Juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Jangan Remehkan Demam Berdarah Dengue!
Di mana demam pada Covid-19 biasanya diikuti dengan gejala respirasi seperti sesak napas, batuk, susah menelan, dan anosmia atau kehilangan kemampuan penciuman.
Selain itu, pada DBD biasanya diikuti rasa sakit kepala yang khas yakni di bagian depan kepala atau di belakang bola mata.
Perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Mulya Rahma Karyanti Sp.A(K) menambahkan, pada DBD, demam yang diikuti batuk pilek terhitung lebih ringan.
Baca Juga: Selain Jus Jambu Biji, 4 Bahan Alami Ini Juga Terbukti Bisa Membantu Penyembuhan Demam Berdarah
Sedangankan pada covid-19, demam yang diikuti batuk pilek dominan biasanya bertahan hingga 5-7 hari, dan saturasi oksigen juga menurun.
“Pada infeksi dengue biasanya demam terjadi mendadak tinggi, namun setelah hari ketiga pada saat memasuki fase kritis yang harus diperhatikan adalah jangan sampai anak kekurangan cairan obat karena di fase inilah terjadi kebocoran pembuluh darah yang bisa menyebabkan kematian."
"Sedangkan pada covid-19 demam bisa tinggi tapi bisa disertai dengan batuk pilek dan bertambah sesak. Terutama masa kritisnya adalah pada akhir minggu pertama, di sinilah saturasi oksigen bisa menurun,” tutur dr. Mulya.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Artikel ini telah tayang di Parapuan.co dengan judul Jangan Keliru Ini Beda Demam DBD dan Covid 19 Menurut Penjelasan Dokter
Source | : | Parapuan.co |
Penulis | : | Septirini Sekar Nusantari |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR