NOVA.id - Mampu mengelola keuangan menjadi suatu keharusan bagi perempuan.
Banyak dari perempuan yang boros karena bingung bagaimana mengelola keuangannya.
Sahabat NOVA, jika kita bingung mengatur pengeluaran antara kebutuhan dan keinginan, kita bisa mencoba metode 50-30-20.
Baca Juga: Rayakan Hari Jadi, digibank Ajak Kita untuk Kelola Keuangan Lebih Baik
Melansir Kompas.com, metode 50-30-20 membagi uang kita menjadi 3 bagian, yaitu kebutuhan, keinginan, dan tabungan atau investasi.
1. 50% untuk kebutuhan
Sahabat NOVA, kita menggunakan 50% dari pendapatan untuk mmenuhi kebutuhan.
Baca Juga: Tren Ekonomi Digital dan Teknologi Diperkirakan Terus Berkembang
Kebutuhan ini bisa tersdiri dari biaya sewa, asuransi kesehatan, membayar sewa dan biaya untuk makan.
Jika biaya yang diperlukan untuk kebutuhan ini lebih dari 50%, kita bisa memotong biayanya.
2. 30% untuk keinginan
Baca Juga: Kumpulan Cerpen PermataBankir Cilik Diluncurkan, Giatkan Literasi Keuangan Sejak Dini
Setelah menyisihkan 50% untuk biaya kebutuhan, kita bisa mengalokasikan 20% untuk memnuhi keinginan kita.
Keinginan ini berhubungan dengan segala sesuatu yang membuat kita senang.
Ini bisa berupa biaya untuk jaln-jalan, makan di luar, dan juga berbelanja.
Baca Juga: 7 Cara untuk Mengatur Keuangan Bisnis Agar Semakin Berkembang
View this post on Instagram
Atau pada bagian ini kita juga bisa menggunakannya untuk meningkatkan kualitas hidup seperti membeli mobil.
3. 20% untuk investasi
Dana sebesar 20% bisa kita sisihkan untuk segala hal yang berkaitan dengan tabungan atau investasi.
Baca Juga: 5 Tips Pintar Atur Uang Saat PPKM, Finansial Dijamin Tetap Terjaga
Tabungan atau investasi bisa berupa dana darurat atau tabunga pensiun.
Kita sebaiknya menyiapkan dana ini 3-6 pengeluaran per bulannya.
Tujuannya untuk berjaga-jaga jika kita ada keperluan mendadak.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Source | : | kompas |
Penulis | : | Septirini Sekar Nusantari |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR